Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Massa Jemput Rizieq Shihab di Bandara, Epidemiolog: Sangat Mungkin Terjadi Kasus

Kompas.com - 10/11/2020, 16:54 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerumunan terjadi di sekitar Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (10/11/2020) untuk menyambut kedatangan pemimpin organisasi masyarakat Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

Diberitakan Kompas.com, Selasa (10/11/2020), sekitar pukul 09.50 WIB, Rizieq keluar dari Terminal 3 dan menyapa massa simpatisan yang menyambut kepulangannya.

Massa tersebut berdiri dan meneriakkan takbir ketika melihat Rizieq. Lalu aksi saling dorong untuk mendekati lokasi Rizieq pun tak terhindarkan.

Para simpatisan berdesak-desakan dan tidak bisa menjaga jarak fisik satu sama lain. Petugas pengawal rombongan Rizieq kewalahan untuk mencegah massa yang mendekat. Dia kemudian naik ke mobil terbuka dan menyapa massa dari atas.

Baca juga: Ketika Bandara Soekarno-Hatta Lumpuh 5 Jam Imbas Kepulangan Rizieq Shihab

Kerumunan juga terlihat di video yang disebarkan warganet di Twitter dan media sosial lainnya. Salah satunya yang disebarkan @haikal_hassan.

Dari video tersebut tampak banyak orang di sekeliling Rizieq berjabat tangan hingga berpelukan dengannya. Berikut narasinya:

"Detik detik menyambut sang IMAM
Sejak turun pesawat
Sampai ke Mobil.... AllahuAkbar"

Tangkapan layar Rizieq Shihab yang berpelukan dengan beberapa orang saat kedatangannya Selasa (10/11/2020).Twitter Tangkapan layar Rizieq Shihab yang berpelukan dengan beberapa orang saat kedatangannya Selasa (10/11/2020).

Hingga saat ini video tersebut sudah disukai lebih dari 5.600 kali dan dibagikan ulang lebih dari 967 kali.

Baca juga: Dipadati Simpatisan Rizieq Shihab, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Lumpuh

Amat mungkin terjadi kasus

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menanggapi terjadinya kerumunan dalam penjemputan Rizieq Shihab itu.

Menurut Dicky, kerumunan dalam bentuk apapun sangat berpotensi menimbulkan klaster baru.

"Tentu ini sangat amat mungkin terjadi kasus," katanya pada Kompas.com, Selasa (10/11/2020).

Dia menjelaskan, saat ini wilayah di Indonesia belum aman karena kasus Covid-19 belum terkendali. Hal itu dibuktikan dengan test positivity rate.

Seperti di Jakarta, kata dia, test positivity rate-nya belum mencapai 5 persen. Selain itu massa yang datang juga tidak diketahui dari mana saja. Sehingga potensi penularan sangat besar.

Walaupun setelah terjadi keramaian nanti tidak terlihat kluster penularan Covid-19, namun hal itu bukan berarti aman.

"Klasternya kok tidak terlihat di kasus ini, masalahnya karena rendahnya testing. Ini bukan berarti aman," ujarnya.

Baca juga: Akses Menuju Bandara Lumpuh, Polisi: Simpatisan Rizieq Shihab Parkir Mobil di Tol

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com