Ketika pertamakali Wright Brothers berhasil menerbangkan pesawat terbang bermesin pertama di dunia, 17 Desember 1903, tidak ada seorangpun yang menyangka bahwa kemudian hari pesawat terbang mengubah hampir semua aspek kehidupan umat manusia di permukaan bumi ini.
Kesuksesan Wright Brothers menerbangkan pesawatnya yang pertama adalah hasil dari memadukan pengetahuan tentang aerodinamika, mesin, dan struktur bangunan sebuah pesawat terbang.
Dari perpaduan ketiga hal tersebut maka sebuah rancangan pesawat dapat diterbangkan. Keterpaduan yang serasi dan harmonis telah menghasilkan produk yang sangat luar biasa yaitu mewujudkan mimpi manusia untuk bisa terbang.
Sejarah kemudian mencatat tentang bagaimana upaya manusia menghasilkan sebuah produk perpaduan serasi dari aerodinamika, mesin, dan struktur pesawat telah mencapai sukses besar dalam hal memenuhi tuntutan kebutuhan moda transportasi yang aman, cepat dan nyaman.
Walaupun dimulai sebagai sarana pengantar barang pos, kemudian keperluan militer atau pertahanan keamanan negara, akan tetapi teknologi penerbangan berkembang lebih pesat di bidang moda transportasi udara.
Pengembangan pesawat terbang sebagai produk teknologi canggih membuktikan bahwa dibutuhkan cara berpikir yang berlandas pada bidang multidisiplin dan sekaligus terintegrasi.
Pengembangan industri penerbangan membutuhkan Integrated way of thinking. Keterpaduan cara berpikir dalam mengolah teknologi tinggi di bidang penerbangan, dapat diikuti dari perjalanan panjang persaingan yang terjadi dalam memproduksi pesawat terbang selama ini.
Tidak cukup keterpaduan dalam mengolah sebuah produksi pesawat terbang dengan keserasian dalam memadukan aspek yang multidisiplin sifatnya, akan tetapi ternyata juga harus mempertimbangkan tentang beberapa hal lain seperti kebutuhan pasar dan faktor lingkungan.
Selama 117 tahun sejak tahun 1903, kita dapat menyaksikan persaingan yang sangat menarik di dunia penerbangan dalam konteks pengembangan moda angkutan udara sipil komersial. Yakni persaingan sangat ketat dalam upaya memanfaatkan teknologi mutakhir untuk menghasilkan pesawat terbang yang dibutuhkan masyarakat luas.
Secara garis besar, persaingan yang terjadi, muncul perlombaan untuk dapat membuat pesawat terbang yang “paling cepat”, “paling besar” dan “paling efisien”.
Untuk memudahkan melihat realita dari persaingan yang terjadi dan dapat memetik pelajaran dari hal tersebut, maka kita harus melihat dari sisi keberhasilan sekaligus kegagalan yang menyertainya.
Untuk produk pesawat terbang sebagai moda angkutan udara komersial yang “paling cepat” diwakili oleh pesawat terbang Concorde. Pesawat terbang Concorde merupakan “keberhasilan” Inggris dan Perancis dalam menciptakan pesawat angkut komersial tercepat di dunia.
Kemampuan terbangnya melampaui dua kali kecepatan suara atau biasa disebut sebagai 2 Mach, kecepatan yang fantastis yaitu lebih kurang dapat mencapai lebih dari 2000 km per jam!
Concorde sebenarnya adalah sebuah pesawat SST, “super sonic transport” idaman para pencinta kedirgantaraan. Sayangnya, pesawat ini tidak berhasil berkembang dan hanya diproduksi sebanyak 20 pesawat yang 6 di antaranya adalah pesawat non-komersial.
Di sisi lain, Concorde hanya digunakan oleh dua Maskapai negara pembuatnya saja, yaitu British Airways dan Air France, pada rute yang juga sangat terbatas. Concorde hanya mampu bertahan selama lebih kurang 26 tahun dalam melaksanakan operasi penerbangan komersial sejak terbang perdana pada 21 Januari 1976 .