Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun di China, Kasus Virus Corona Melonjak di Korea Selatan, Jepang dan Italia, Ini Datanya..

Kompas.com - 23/02/2020, 12:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah infeksi virus corona di China disebut menurun. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah infeksi corona di Wuhan turun hingga 55 persen pada Sabtu (22/2/2020) jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

Diketahui, jumlah infeksi pada hari Jumat (21/2/2020) terdapat 889 kasus, sementara keesokan harinya infeksi baru hanya ada di angka 397 kasus.

Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng memaparkan data yang ia miliki.
Jumlah kasus infeksi yang masih ditangani di Wuhan pada Jumat adalah 38.020 kasus, angka itu turun di hari Sabtu menjadi 36.680.

Di Hubei, angka infeksi juga menunjukkan penurunan di hari yang sama, dari 13.886 menjadi 10.967 kasus.

Sementara secara nasional, penurunan juga terlihat dari semula 9.141 kasus menjadi 5.637.

"Perubahan itu mengindikasikan penguatan pencegahan dan kontrol secara nasional yang berkelanjutan berpengaruh. Progres positif juga telah ditemukan dalam pengobatan medis, dan angka infeksi yang ada terpantau mengalami penurunan," kata Mi Feng seperti dikutip dari South China Morning Post.

Dengan menurunnya angka infeksi, kota yang semula diisolasi dan ditutup secara total akibat menjadi pusat persebaran virus, kini perlahan sudah mulai dibuka dan berangsur normal.

Baca juga: 1 Kasus Virus Corona Ditemukan di Komplek Pabrik Samsung

Melonjak di luar China

Akan tetapi hal sebaliknya, peningkatan jumlah kasus infeksi virus Cofid-19 yang terkonfirmasi justru terjadi di negara lain, seperti Iran, Jepang, Korea Selatan dan Italia.

Di negara-negara tersebut, infeksi virus yang berasal dari Wuhan ini justru naik tingkat dari epidemik menjadi pandemik.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh seorang profesor dari Departemen Penyakit Menular dan Kesehatan Masyarakat, City University, Hong Kong, Dirk Pfeiffer.

Ia menyebut, penurunan kasus yang ada di China bukan berati virus ini sudah terkontrol. Oleh karena itu, bukan hal mustahil kemudian virus ini akan menjadi pandemi di banyak negara lainnya.

"Sayangnya, saya percaya bahwa kita tidak bisa menghentikan persebaran virus, tidak dapat dihindarkan dalam beberapa minggu atau bulan ke depan. Kasus infeksi akan terlihat di banyak atau sebagian banyak negara di dunia. Ini akan menjadi pandemik," ujarnya.

Iran

Otoritas Kesehatan Iran melaporkan terdapat 28 kasus infeksi virus corona dengan korban meninggal sebanyak 6 jiwa.

Korea Selatan

Kemudian Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, menyebut jumlah infeksi meningkat lebih dari 2 kali lipat pada Jumat, dari 204 menjadi 433 kasus.

Angka infeksi kemudian melonjak menjadi 556 dari update terakhir. Sementara korban meninggal 4 orang. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com