Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Masker Terbatas karena Virus Corona, Harga Naik hingga 6 Kali Lipat

Kompas.com - 29/01/2020, 18:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah toko obat di ibu kota China akan didenda sebesar 3 juta yuan atau sekitar Rp 5,9 miliar. 

Hal tersebut dilakukan lantaran toko itu menaikkan harga masker hampir enam kali lipat dari harga rata-rata di tengah penyebaran wabah virus corona

Wabah virus corona, yang dimulai dari pusat kota Wuhan akhir tahun lalu, telah menewaskan 132 orang dan 6.000 orang lainnya telah terinfeksi di China.

Denda Administrasi

Melansir Reuters,  pemberitahuan tentang denda administrasi telah dikeluarkan untuk Beijing Jimin Kangtai Pharmacy karena telah menaikkan harga masker N95 secara signifikan. 

Toko tersebut menaikkan harga sekotak masker bermerek 3M menjadi 850 yuan atau setara Rp 1.669.096,00 Padahal harga rata-rata untuk sekotak masker tersebut hanya 143 yuan atau sekitar Rp 280.800,00. 

Sejak Kamis (23/1/2020), pihak berwenang telah menginvestigasi 31 kasus pelanggaran harga sejak diberlakukannya peningkatan pengawasan harga alat pelindung dan aktivitas ilegal yang dihukum, seperti menimbun atau memalsukan informasi tentang kenaikan harga.

Menurut pemerintah kota, di ibu kota Shanghai, pengelola pasar kota memerintahkan penutupan sebuah toko obat yang menjual masker yang menjual masker di bawah standar.

Pengelola juga telah meminta toko tersebut untuk mengembalikan uang kepada pembeli dan membuang masker-masker yang belum terjual.

Baca juga: Wabah Virus Corona, BNPB Kirim 10 Ribu Masker untuk WNI di China

Donasi masker

Di sisi lain, kebutuhan masker menjadi sangat besar lantaran kekhawatiran terkait dengan virus corona ini terus menjadi perhatian masyarakat internasional. 

Masker pun menjadi sebuah komoditas yang sangat bernilai.

Melansir BBC,  seorang warga desa bernama Hao Jin di Changde, sebelah Provinsi Hubei, memutuskan untuk menyumbangkan hampir 15.000 masker wajah. 

Tahun lalu, ia bekerja di pabrik masker. Namun, kemudian Hao Jin mengundurkan diri dari pekerjaannya. Namun, perusahaan tidak mampu membayar gajinya tersebut. 

Saat itu, ia justru diberi 15.000 masker senilai 20.000 yuan atau sekitar Rp 39,2 juta.

Hao Jin pun membawa masker-masker tersebut ke rumahnya hingga ia mendengar berita tentang kurangnya masker dalam wabah virus corona ini.

"Saya pikir saya akan menyumbangkan masker yang saya miliki kepada mereka yang membutuhkan. Saya berharap masker-masker ini dapat lebih bermanfaat dan bernilai," tuturnya sebagaimana diberitakan BBC.

Hao Jin juga menyimpan beberapa masker untuk keluarganya.

Selain itu, ia membagikan sebagian masker tersebut kepada orang-orang di desanya sebelum menyumbangkan sisanya kepada orang-orang di daerahnya secara lebih luas. 

Baca juga: Virus Corona Merebak, Masker di Pasar Pramuka Langka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com