Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Puting Beliung, Kenali Indikasinya!

Kompas.com - 29/10/2019, 07:19 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena puting beliung banyak terjadi pada masa transisi, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.

Puting beliung sejatinya merupakan fenomena alami yang biasa terjadi. Hal itu terutama ketika terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang berdurasi singkat.

Namun pusaran angin puting beliung yang dihasilkan bersifat merusak dan mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang dilewatinya.

Tak jarang fenomena angin puting beliung ini membuat masyarakat panik.

Sebenarnya, apa puting beliung itu?

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, menjelaskan bahwa puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai, keluar dari Awan Cumulonimbus (CB) dan terjadi di daratan.

Jika putaran angin terjadi di perairan, lanjut Miming, fenomena dinamakan water spout.

“Puting beliung terbentuk dari jenis awan CB, tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung,” kata Miming kepada Kompas.com, Minggu (27/10/2019) siang.

Miming menambahkan, terdapat kondisi tertentu yang menyebabkan puting beliung, seperti kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu.

Hal tersebut mengindikasikan udara sangat tidak stabil.

Miming menyampaikan, fenomena puting beliung umumnya terjadi pada periode masa transisi atau peralihan musim, yaitu pada Maret-Mei atau September-November.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Viral Video WNA Rusak Pelinggih di Bali

Indikasi puting beliung

Terdapat beberapa indikasi umum untuk dapat digunakan untuk mengenali terjadinya potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung/hujan es/hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang umumnya terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba. Apa saja?

  1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  2. Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah. Ini diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 lebih dari 4 derajat celcius, disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb atau lebih dari 60 persen.
  3. Umumnya mulai pukul 10.00 pagi tampak tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis). Di antara awan tersebut, terdapat satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb atau Cumulonimbus.
  5. Pohon di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.
  6. Terasa adanya sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
  7. Biasanya, hujan yang pertama kali turun merupakan hujan deras secara tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
  8. Apabila 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Sementara itu, Miming menyampaikan bahwa sifat-sifat puting beliung/angin kencang berdurasi singkat, seperti:

  1. Sangat lokal.
  2. Luasannya berkisar antara 5-10 kilometer.
  3. Lama waktu terjadinya, umumnya sekitar kurang dari 10 menit.
  4. Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba).
  5. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.
  6. Umumnya bergerak secara garis lurus.
  7. Sangat sulit diprediksi secara spesifik, baik waktu tepatnya maupun lokasinya. Kemungkinan bisa diprediksi 0.5-1 jam sebelum kejadian, jika melihat atau merasakan tanda-tandanya.
  8. Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya). Tapi, tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung
  9. Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
  10. Sangat sulit diprediksikan karena sifat kejadian fenomenanya sangat lokal.

Miming mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon-pohon rimbun, terutama pohon tua atau mudah roboh.

"Karena angin puting beliung jika mengenai pepohonan dapat menumbangkan pohon-pohon yang rapuh," tutur dia.

Selain itu, hindari penggunaan atap-atap yang tidak permanen pemasanganya dan mudah terbang.

Saat puting beliung terjadi, ujar Miming, seseorang harus berlindung dalam ruangan yang kokoh dan menghindari posisi berada di dekat pohon-pohon yang memiliki potensi roboh oleh angin.

"Harus menghindarinya (menghindari angin puting beliung atau tidak mendekatinya)," papar dia.

Baca juga: BMKG Sebut Typhoon Hagibis Picu Gelombang 4 Meter di Perairan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com