Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dinda Lisna Amilia
Dosen

Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

Sayonara Jusuf Kalla dan Keresahan soal Papua

Kompas.com - 19/10/2019, 20:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARI Jumat (11/10/2019) lalu, saya berkesempatan berdialog secara langsung dengan Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden di hari-hari terakhirnya berkantor sebagai Wakil Presiden.

Acara tersebut menjadi peluncuran resmi buku kumpulan esai dengan topik Jusuf Kalla yang ikut andil meredam konflik Poso (1998-2002) dan Gerakan Aceh Merdeka atau GAM (1976-2005).

Saya merasa perlu menuliskan ini setelah mendapatkan respons mengapa Papua tidak dimasukkan dalam salah satu topik esai.

Sebenarnya, seleksi esai telah dimulai sejak Agustus tahun lalu, sebelum masalah Papua menjadi manifest pada Agustus tahun ini.

Untungnya Pak Jusuf Kalla (JK) tetap memberikan kesempatan untuk berdialog tentang Papua.

Apa yang dilakukan JK dalam menyelesaikan konflik Poso melalui penjanjian Malino dan GAM melalui perjanjian Helsinki memang bisa dijadikan salah satu perspektif dalam persoalan Papua.

JK mengatakan, pemerintah masih terus mempelajari tentang konflik Papua, misalnya dengan memetakan perwakilan Papua yang bisa diajak berunding.

Salah satu perbedaan dari masalah Papua dan GAM serta Poso adalah patron dari komunitasnya. Kelompok yang bertikai dalam Poso dan GAM dipimpin oleh satu pentolan.

Adapun di Papua, siapa saja yang terlibat dan memungkinkan diajak berunding, masih dipelajari.

Melihat masalah Papua, JK meminta masyarakat untuk berpikir secara holistik, tidak dari satu sudut pandang saja.

JK mencontohkan bagaimana dirinya mempelajari konflik Aceh. Dia melakukan riset literatur tentang sejarah Aceh.

Ia juga mendengarkan lagu-lagu daerah, meresapi liriknya. Semua itu dilakukan untuk menjiwai dan merasakan perspektif konflik dari pihak yang berlawanan.

Selanjutnya, sebagai seorang negosiator, JK menekankan untuk menjunjung tinggi harga diri pihak yang berkonflik. Jangan sampai ada yang dirugikan dan tidak dihargai.

Kiranya, apa yang disebut JK memang mengandung nilai diplomasi di atas tangan, yang sering digunakan media arus utama dalam mendeskripsikan cara JK mengatasi konflik.

"Kita memberi tawaran yang menguntungkan, tapi dalam prosesnya, kita tidak menerima bargaining. Bila kita mau ditawar, pihak lawan nanti akan meremehkan," kata JK kepada sekitar 34 penulis muda dari seluruh Indonesia mengenai caranya berdiplomasi.

Dalam mendamaikan kedua pihak pun, waktunya berkelanjutan. Tidak selesai saat ada hitam di atas putih saja.

Contohnya saat deklarasi Malino atas konflik Poso, JK yang saat itu merupakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, harus tetap memantau sisa-sisa konflik yang terjadi.

Ia harus berani datang langsung ke tempat kerusuhan, memberikan gertakan, dan menanggung risiko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Tren
Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com