KOMPAS.com – Kucing besar yang termasuk dalam binatang liar yang dilindungi, cheetah, kini eksistensinya semakin terancam punah.
Selain karena proses seleksi alam, saat ini cheetah juga banyak ditangkap dan diselundupkan untuk diperjualbelikan secara ilegal sebagai binatang peliharaan.
Mereka yang membeli cheetah dari pasar gelap bukan lah sembarang orang, melainkan orang-orang yang datang dari kalangan super kaya di negara-negara Arab.
Meskipun tergolong binatang buas, cheetah dibeli dan dijadikan sebagai hewan peliharaan yang hidup berdampingan dengan pemiliknya. Tidak lain, tujuannya adalah untuk menunjukkan tingkatan status sosial sang pemilik.
Ya, di negara-negara Arab, cheetah diidentikkan sebagai binatang peliharaan orang-orang dari kalangan elit nan super kaya.
Baca juga: Lebih Cepat dari Cheetah, Laba-laba ini Meluncur Menerkam Mangsanya
Dilansir dari CNN, binatang berbulu kuning dengan motif totol hitam ini diambil dari negara pecahan Somalia bernama Somaliland, saat masih berusia beberapa minggu.
Menurut Cheetah Conservation Fund (CFF), dalam satu tahun setidaknya terdapat 300 bayi cheetah yang diperdagangkan keluar dari Somalia. Jumlah itu setara dengan jumlah cheetah yang hidup di habitat asalnya.
Melihat data tersebut, ahli biologi konservasi Amerika dan pendiri CFC Laurie Marker memperkirakan cheetah akan benar-benar punah hanya dalam hitungan tahun.
"Jika dihitung secara matematis, permasalahan ini hanya akan terjadi selama beberapa tahun sebelum akhirnya kita tidak bisa lagi melihat cheetah," kaya Marker.
Saat ini, diperkirakan hanya ada 7.500 ekor cheetah yang tersisa di alam liar, sementara sekitar 1.000 ekor lainnya menjadi peliharaan orang-orang kaya.
Somaliland menjadi titik transit utama bayi-bayi cheetah diselundupkan ke negeri Arab. Mereka akan dimasukkan dalam peti-peti sempit atau kardus untuk diselundupkan dengan kapal melalui Teluk Aden menuju tujuan akhir Semenanjung Arab.
Mereka harus melalui perjalanan yang sulit sebelum tiba di tangan pembelinya. Bahkan, Marker menyebut 3 dari 4 bayi cheetah yang diselundupkan itu berakhir mati. Jika tidak, mereka akan tiba dengan kondisi yang sudah tidak baik.
Tindak penangkapan dan penyelundupan cheetah ini tentu memberikan dampak traumatis mendalam bagi bayi-bayi hewan liar ini.
CFC memperkirakan satwa liar ini banyak diperjual-belikan secara ilegal melalui platform online.