Sejarah Pulau Mengare di Gresik

KOMPAS.com - Pulau Mengare terletak di barat daya Kabupaten Gresik.

Secara administratif, pulau ini masuk dalam Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Di Pulau Mengare terdapat tiga desa, yakni Desa Watu Agung, Tanjung Widoro, dan desa Kramat.

Terkait asal-usul Pulau Mengare, terdapat legenda tentang putri Solo dan seekor ular raksasa yang masih dipercaya masyarakat hingga kini.

Berikut ini sejarah Pulau Mengare di Gresik.

Baca juga: Pulau Rondo, Titik Paling Utara Indonesia

Sejarah Pulau Mengare

Melansir bungah.gresikkab.go.id, sejarah Pulau Mengare bermula dari kisah seorang putri dari keraton Solo, Jawa Tengah, yang hendak dijodohkan dengan bangsawan dari China.

Tidak ingin dijodohkan, sang putri melarikan diri dengan naik perahu melalui Sungai Bengawan Solo hingga akhirnya terdampar di Bengawan Legowo, yang kini dikenal sebagai Telaga Pacar di Desa Kramat, Pulau Mengare.

Ketika menyadari putrinya kabur dari keraton, raja memerintahkan utusannya untuk mencari.

Dalam pencariannya, utusan tersebut berubah wujud menjadi ular raksasa.

Konon, pergerakan ular raksasa yang meliuk-liuk menyebabkan timbulnya sungai-sungai yang berkelok di Mengare.

Baca juga: Pulau Benggala, Pulau Terluar Indonesia di Sebelah Barat

Sang putri berhasil ditemukan dan untuk membujuknya pulang, ular raksasa berbohong dengan mengatakan bahwa perjodohan telah dibatalkan.

Muslihat ular tersebut diketahui oleh Sunan Giri, yang kala itu menyebarkan ajaran Islam di wilayah Gresik.

Sunan Giri kemudian mengutus Jaka Tingkir untuk menghadapi ular tersebut.

Pertarungan pun terjadi, dan ular raksasa akhirnya dikalahkan oleh Jaka Tingkir.

Menurut legenda, ular raksasa mati dalam posisi melingkar dan membentuk Pulau Mengare.