Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nomaden: Sejarah dan Perkembangannya

Kompas.com - 09/04/2021, 21:06 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nomaden adalah cara hidup dengan berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain secara berkesinambungan.

Pola hidup seperti ini sudah ada sejak Zaman Batu Tua atau Paleolitikum.

Penyebab manusia purba hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain adalah karena kehidupan masyarakatnya masih sangat sederhana karena kemampuannya terbatas.

Manusia purba tidak punya kemampuan untuk menetap serta mengolah lahan untuk mendapatkan makanan. Cara hidup mereka adalah nomaden atau dengan berpindah-pindah tempat, tergantung pada daerah yang banyak menyediakan bahan makanan dan binatang buruan.

Untuk bertahan hidup, manusia zaman praaksara mencari makan dengan cara berburu dan meramu.

Mereka akan mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu, atau disebut food gathering.

Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan mengembara mencari tempat lain yang masih melimpah sumber daya alamnya, begitu seterusnya.

Manusia purba biasanya hidup berkelompok dengan anggota sebanyak 10-15 orang.

Baca juga: Pembabakan Masa Prasejarah Berdasarkan Geologi

Pola hunian masyarakat nomaden

Tempat-tempat yang dituju oleh masyarakat nomaden umumnya lingkungan yang dekat dengan sungai, danau, pantai, atau sumber air lainnya.

Tujuan utamanya adalah untuk mempermudah dalam pencarian makan dan minum.

Beberapa contoh lokasi yang menunjukkan pola hunian masyarakat nomaden adalah situs-situs purba di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo (Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong).

Situs-situs tersebut menjadi bukti bahwa masyarakat nomaden cenderung menghuni lingkungan di pinggir sungai.

Mereka kemudian berlindung di bawah pohon-pohon besar. Sementara sebagian lainnya membuat atap dan sekat untuk beristirahat dari daun-daunan.

Dalam perkembangannya, mulai ada sekelompok manusia purba yang bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua.

Cara hidup seperti ini disebut dengan semi nomaden, yang mulai diterapkan oleh masyarakat dari Zaman Mesolitikum.

Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com