KOMPAS.com - Piala Dunia 2010 menjadi tolakan baru bagi sepak bola nasional Perancis.
Timnas Perancis saat itu mengalami rekor buruk dengan tak pernah menang dari tiga pertandingan di fase Grup A.
Perpecahan di timnas Perancis menjadi masalah utama. Para pemain membelot, mereka tak sudi mendapat arahan dari pelatihnya, Raymond Domenech.
Semua bermula dari kabar striker tim berjuluk Les Blues, Nicolas Anelka, yang berseteru dengan Raymond Domenech.
Baca juga: Menilik Nasib Perancis Tanpa Pogba dan Kante di Piala Dunia 2022
Anelka diduga menghina Domenech pada saat istirahat pertandingan lawan Meksiko, Kamis (17/6/2010), dan tidak mau meminta maaf.
Kemudian, Anelka dipulangkan oleh Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) ketika timnas kurang satu pertandingan di fase Grup A melawan tuan rumah Afrika Selatan.
Pemulangan itu mendapat kecaman dari para pemain lain, termasuk sang kapten Patrick Evra.
Pemain lain bereaksi dengan melakukan aksi mogok latihan. Sebagai salah satu konsekuensinya, mereka tampil buruk pada laga terakhir fase grup, yaitu melawan Afrika Selatan dan kalah 1-2.
Sejumlah penggiat sepak bola Perancis menilai sikap dan prestasi Les Bleus di Afrika Selatan sangat memalukan dan mereka yang terlibat harus mendapat hukuman.
Baca juga: Piala Dunia 2022: 6 Pemain J1 League Menghiasi Skuad Timnas Jepang
Mereka pun menggelar sidang dengar-pendapat dengan lima pemain yang diduga sangat berperan dan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Kelima pemain itu adalah Anelka, kapten Patrice Evra, wakil kapten Frank Ribery, gelandang Jeremy Toulalan, dan bek Eric Abidal.
Frank Ribery tidak hadir karena dilarang klubnya, Bayern Muenchen.
Selain Abidal semua pemain dijatuhi sanksi larangan membela tim nasional.
Adapun, Evra dijatuhi sanksi lima pertandingan, Ribery tiga pertandingan, dan Toulalan satu pertandingan.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Son Heung-min Cedera, Masalah Bagi Korea Selatan
Menanggapi itu, Anelka mengaku tak pusing karena menurutnya, urusannya dengan tim nasional sudah usai semenjak dia dipulangkan dari Afrika Selatan.