Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Penyebab Tragedi Kanjuruhan, Kesamaan Persepsi yang Belum Tercapai

Kompas.com - 04/10/2022, 16:40 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Sepak bola Indonesia tengah berduka mengingat Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022.

Malam di Stadion Kanjuruhan berakhir kelam dengan jatuhnya 125 korban jiwa.

Sejarah terpuruk dalam sepak bola Indonesia tercipta. Kejadian itu sangat layak menjadi pukulan untuk semua pihak mulai dari federasi, operator liga, suporter, media, hingga pihak keamanan.

Semua pihak perlu memiliki kesamaan persepsi untuk kelancaran pertandingan dari sisi keamanan, kenyamanan, kemeriahan, hingga bisnis.

Baca juga: Menanti Ketegasan Negara di Tragedi Kanjuruhan

Kesamaan tersebut yang belum tercapai di sepak bola Indonesia, setidaknya menurut sosok satu-satunya orang Indonesia pemegang lisensi FIFA Security Officer, Nugroho Setiawan.

Dikutip dari ABC News, Nugroho Setiawan memaparkan beberapa faktor yang berkaitan dengan tragedi Kanjuruhan.

Pemahaman Nugroho soal keamanan saat pertandingan sepak bola tidak diragukan lagi karena dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang mengantongi lisensi sebagai Security Officer dari FIFA. 

Sayangnya, sejak 2020 Nugroho tidak lagi menjabat di PSSI. "Ada situasi politik organisasi di mana saya harus menyingkir," ujarnya.

Baca juga: Benang Merah Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan

Saat ini Nugroho Setiawan ditunjuk oleh Menko Polhukam RI Mahfud MD untuk masuk ke dalam Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

2 Faktor

Kesamaan Persepsi

Dalam wawancara ABC News bersama Nugroho Setiawan, ada beberapa faktor yang membuat tragedi Kanjuruhan terjadi.

Faktor pertama tentang penyelenggaraan pertandingan yang memiliki tiga poin penting.

"Saya bicara ini secara normatif ya, karena saya tidak ada di lokasi saat itu. Faktor penyebab itu bisa banyak hal," kata dia.

"Yang pertama ada tiga poin dalam penyelenggaraan pertandingan."

Baca juga: Kisah Aremanita di Kanjuruhan, Berjuang Hindari Gas Air Mata

"Poin yang kesatu adalah kesamaan persepsi pengamanan di antara semua stakeholder."

"Yang kedua adalah kondisi infrastruktur, ini harus dilakukan assessment. Yang ketiga adalah supporter behaviour itu sendiri yang harus kita engineering," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com