KOMPAS.com - Menpora Zainudin Amali menyiratkan bahwa Borobudur Marathon 2021 membuat para atlet lari jarak jauh bisa mengukur prestasi mereka.
Elite Race Borobudur Marathon 2021 sudah rampung digelar pada Sabtu (27/11/2021) pagi WIB di Magelang.
Hasilnya, Agus Prayoga menjadi pemenang di kategori putra dengan catatan waktu 2 jam 32 meenit 21 detik.
Catatan tersebut lebih baik dibanding dengan total waktu yang dia dapat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua (2 jam 33 menit 19 detik).
Baca juga: Total Hadiah dan Daftar Juara Elite Race Borobudur Marathon 2021
Agus Prayoga mengungguli Muhammad Ady Saputra (2 jam 35 menit 30 detik) dan Iqbal Saputra (2 jam 38 menit 6 detik), yang secara berurutan finis di posisi 2-3.
Sementara itu, untuk kategori putri, juaranya adalah Odekta Naibaho dengan catatan waktu 3 jam 2 menit 48 detik.
Catatan itu masih kalah dari yang dia torehkan pada PON XX Papua (2 jam 48 menit 46 detik).
Odekta Naibaho finis di depan Pretty Sihite (3 jam 18 menit 59 detik) dan Irma Handayani 3 jam 19 menit 13 detik).
Baca juga: Borobudur Marathon 2021: 48 Detik Berbuah Rp 10 Juta dari Ganjar
Setelah race selesai, semua pemenang menerima penghargaan berupa uang tunai dan medali di Kawasan Heritage Candi Borobudur, Magelang, yang diserahkan oleh Menpora Zainudin Amali.
Dalam pidatonya, Zainudin Amali Borobudur Marathon 2021 adalah contoh event olahraga yang baik karena dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Saya kira ini contoh yang baik, penyelenggaraan olahraga ditengah-tengah pandemi tetapi prokesnya sangat terjaga," ucap Zainudin Amali, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenpora.
Menurut Zainudin Amali, Borobudur Marathon 2021 membuka harapan bagi para atlet lari jarak jauh untuk mengukur prestasi mereka.
Baca juga: Hasil Elite Race Borobudur Marathon 2021 Putri: Senyum Merekah Odekta Naibaho
"Saya mengapresiasi bahwa kegiatan olahraga sudah mulai ada lagi, walaupun masih kondisi pandemi. Kompetisi seperti ini itu harapan para atlet," tutur Zainudin Amali.
"Mereka berlatih sepanjang tahun kalau tidak ada turnamen kalau tidak ada kompetisi mereka juga percuma, karena tidak bisa mengukur prestasi mereka," ucapnya menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.