JAYAPURA, KOMPAS.com - Pencapaian tim sepatu roda Jawa Timur pada PON XX 2020 Papua tidak sesuai target.
Menargetkan lima medali emas di lima nomor yang berbeda, hingga saat ini, belum ada atlet yang berhasil menyumbangkan emas.
Di nomor 15 km, Yossy Aditya hanya mampu mendulang perunggu setelah finis di posisi ketiga. Dia tertinggal di belakang Yonatan Lovertus (DKI Jakarta) di posisi pertama dan wakil Aiko Eugenius (Jawa Barat) di posisi kedua.
Yossy Aditya juga gagal mendulang emas di nomor 1.000 m putra. Dia mendapat perak setelah finis di belakang Jurnalis Nuhakim (DKI) dan sedikit lebih cepat dari Radika Rais (Jawa Barat).
Sementara itu, di nomor 1000 M putri, Delfa Amalya hanya mendapat perunggu. Dia tertinggal dari posisi pertama Naura rahmadija (DKI Jakarta) dan disusul Yemima Lovellya (DKI Jakarta).
Baca juga: PON XX Papua, Belum Puas Sumbang Dua Medali, Tim Sepak Takraw Jatim Sasar Nomor Kuadran
Menurut pelatih sepatu roda Jawa Timur, Muhammad Oki Ardiyanto, rentetan hasil kurang maksimal ini karena timnya kurang waktu beradaptasi dengan lintasan jenis indoor di Klemen Tinal Roller Sport Arena.
Sebab, selama ini pemusatan latihan di Surabaya para atlet terbiasa menguasai lintasan medan aspal.
Baca juga: Alasan Arena Tenis PON XX Papua 2021 Bisa Jadi Lokasi Turnamen Internasional
"Kami enggak pernah pakai lapangan seperti ini karena kami latihannya masih di aspal, apalagi kami tidak bisa tryout, jadi kami enggak bisa coba lapangan seperti lapangan PON, akhirnya mereka sedikit kesusahan," kata Muhammad Oki Ardiyanto.
Hal itu juga dibenarkan oleh Nadhila Afiati Rachman yang hanya mampu finis pada posisi keenam nomor 500 m.
Dia mengatakan, lintasan Klemen Tinal Roller Sport Arena sangat jauh berbeda dengan lintasan latihan di Jawa Timur. Dia kesulitan walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk beradaptasi.
"Kekurangannya di lapangan karena di Jatim belum ada lapangan seperti ini," ujarnya.
"Kemarin kami dapat tambahan bonus latihan sehari, seharusnya dua kali mencoba, bisa dapat tiga kali coba lapangan, sudah lumayan," katanya.
Baca juga: Stadion Lukas Enembe Jadi Lokasi Pembukaan PON XX Papua 2021
Selain itu, kondisi arena yang indoor juga menjadi tantangan tersendiri. Nadhila Afiati Rachman mengakui selama ini baru dua kali tampil di lintasan indoor karena sebelumnya banyak di outdoor.
"Mungkin untuk indoor seperti Ini baru dua kali, rasanya lumayan pengap, ngos-ngosan. Untuk lapangan sendiri agak licin karena kami di Jawa Timur biasa aspal," katanya.
Kini, harapan tim sepatu roda Jawa Timur untuk mendulang emas bertumpu pada Relay 3.000 m putra dan putri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.