Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suara Tak Terdengar - 4K
Redaksi

Upaya bersama harian Kompas, Kompas.com, Kompas TV, dan Kontan mengangkat topik-topik krusial yang kerap tak mencuat dalam perbincangan publik dan media massa. Menyuarakan suara tak terdengar. 

Atlet, Jalan Tak Mudah dan Tanda Tanya Besar tentang Masa Depan...

Kompas.com - 13/09/2021, 19:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"DEK, mau jadi atlet atau sekolah?" Kalimat itu ringkas saja. Namun, ini bukan pilihan sederhana.

Pada suatu masa, Kompas.com tahu benar rasanya berada di simpang jalan, saat dua pilihan yang disodorkan sama-sama sedang hot-hot-nya.

Pada akhirnya, perspektif yang ada di kenyataan sekitar menjadi faktor pemberat untuk pilihan akhir. Untung, pilihan sekolah bisa dijalani sampai lulus.

Masalahnya, tidak semua bibit atlet punya kemewahan pilihan serupa. Jadi atlet bagi sebagian dari mereka adalah satu-satunya pilihan jalan untuk memperbaiki kualitas kehidupan, setidaknya di momen itu.

Kadang, pertimbangannya sederhana. Kalau masuk sarana pelatihan akan dikasih makan. 

Ada juga pertimbangan bahwa sekolah bukan pilihan menjanjikan, apalagi di masa rangking dan nilai seolah jadi penentu masa depan. 

Poinnya, jadi atlet juga adalah pilihan yang bisa jadi menentukan perjalanan hidup, mempertaruhkan pilihan lain lewat jalan yang tak ada jaminan kepastian tentang hasil akhir. 

Tak segampang itu

Memilih jalan atlet bukan pula jalan lempang dan gampang. Tidak setiap orang yang bahkan punya kemauan bisa melewati masa-masa pelatihan dan kompetisi.

Jangan dilihat ketika sudah jaya apalagi terjamin masa tua. Tengok juga perjalanan seorang atlet meniti satu laga atau kompetisi ke laga atau kompetisi berikutnya.

Tak sengaja bertemu raket dan bola tenis semata karena punya rumah diapit dua lapangan tenis, Kompas.com memulai perjalanan dengan menjadi bocah pemungut bola. 

Modal sering ketemu dengan interaksi begitu, mulai dibolehkanlah Kompas.com pegang-pegang raket orang. Tipis-tipis saja. Beruntung, ada pelatih yang mengamati lalu menantang untuk serius latihan.

Jangan dibayangkan perkenalan pertama itu sudah pakai sepatu mengkilap apalagi pakai sponsor. Nyeker alias bertelanjang kaki di lapangan jenis hardcourt di jeda lapangan tak disewa orang, adalah awal cerita.

Tenis lapangan juga masuk kategori olahraga mahal, setidaknya pada suatu masa itu. Boro-boro punya raket ideal sesuai postur badan dan ukuran genggaman tangan. Bisa pakai raket besi jadul punya pelatih saja sudah banyak bersyukur.

Menjalani latihan atlet juga gampang bikin jera. Apakah atlet tenis kalau latihan langsung tepok-tepok bola tenis? Sayangnya tidak. 

Yang paling dasar, lari, lari, dan lari. Keliling lapangan sudah biasa. Balapan bolak-balik dari garis belakang lapangan sampai ke net, tak istimewa. Naik-turun tangga gedung bertingkat puluhan kali dan tiap kali latihan, barulah sesuatu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Vs Guinea, STY Mau Berjuang di Tengah Kondisi Tak Sempurna

Indonesia Vs Guinea, STY Mau Berjuang di Tengah Kondisi Tak Sempurna

Timnas Indonesia
Hasil Drawing ASEAN Club Championship 2024-2025, Borneo FC di Grup Neraka

Hasil Drawing ASEAN Club Championship 2024-2025, Borneo FC di Grup Neraka

Liga Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024, Garuda Pertiwi Mawas Diri, Coach Mochi Tak Target Tinggi

Piala Asia U17 Putri 2024, Garuda Pertiwi Mawas Diri, Coach Mochi Tak Target Tinggi

Timnas Indonesia
3 Fakta Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024, Maksimalkan Kans Terakhir

3 Fakta Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024, Maksimalkan Kans Terakhir

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Waspadai Satu Keunggulan Lawan

Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Waspadai Satu Keunggulan Lawan

Timnas Indonesia
Link Streaming Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 Malam Ini

Link Streaming Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 Malam Ini

Timnas Indonesia
Viking Persib Ajukan Penangguhan Aturan Larangan Suporter Tandang ke PSSI

Viking Persib Ajukan Penangguhan Aturan Larangan Suporter Tandang ke PSSI

Liga Indonesia
Nominasi Gol Terbaik Piala Asia U23 2024, Ada Rafael Struick dan Witan Sulaeman

Nominasi Gol Terbaik Piala Asia U23 2024, Ada Rafael Struick dan Witan Sulaeman

Timnas Indonesia
Suara Optimisme Jelang Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris

Suara Optimisme Jelang Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris

Timnas Indonesia
Even Offroad Bertajuk IMI X IOF Challenge Akan Bergulir di Kebumen

Even Offroad Bertajuk IMI X IOF Challenge Akan Bergulir di Kebumen

Liga Indonesia
Insiden Air Keras Faisal Halim, Ekstrem dan Kriminal

Insiden Air Keras Faisal Halim, Ekstrem dan Kriminal

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Bidik Kemenangan Penuh Serie Palembang

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Bidik Kemenangan Penuh Serie Palembang

Sports
Kemenpora Dukung Turnamen untuk Pengembangan Bakat Atlet Bulu Tangkis Junior

Kemenpora Dukung Turnamen untuk Pengembangan Bakat Atlet Bulu Tangkis Junior

Sports
Warung Madura di Jersey Madura United

Warung Madura di Jersey Madura United

Liga Indonesia
Prediksi Indonesia Vs Guinea, Permainan Fisikal untuk Lolos Olimpiade

Prediksi Indonesia Vs Guinea, Permainan Fisikal untuk Lolos Olimpiade

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com