SURABAYA, KOMPAS.com - Lifter Eko Yuli Irawan menceritakan kisah perjuangannya dalam membawa pulang medali perak Olimpiade Tokyo 2020 untuk Indonesia.
Banyak kesan yang didapatkan Eko Yuli saat berjuang di Olimpiade Tokyo 2020.
Kesan utama yang dirasakan lifter kelahiran Lampung itu adalah banyaknya penyesuaian dalam persiapan maupun pelaksanaan Olimpiade Tokyo.
Eko Yuli mengakui, bertarung dengan dibatasi kondisi membuatnya tidak bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.
Namun, pembatasan dan penyesuaian ini menjadi bumbu tersendiri dalam perjuangan Eko Yuli yang berakhir manis dengan pulang membawa pulang medali perak.
Baca juga: Raih Perak Olimpiade, Eko Yuli Dianugerahi Lencana Kehormatan Pemprov Jatim
Perjuangan itu membuat momen-momen Olimpiade Tokyo 2020 abadi dalam ingatan Eko Yuli.
"Kesan di Tokyo pasti beda karena saat ini kan Olimpiade dengan kondisi pandemi, agak berbeda dengan Olimpiade sebelumnya,” kata lifter berusia 32 tahun itu.
“Jadi dalam persiapan seperti kurang bisa all out, tapi dengan penerapan prokesnya yang ketat lalu dapat medali itu sudah luar biasa,” imbuhnya.
Saat berada di Tokyo, Eko Yuli mengakui mendapati dirinya harus beradaptasi kembali.
Sebab, banyak hal-hal baru yang ditemui Eko Yuli saat berada di Negeri Sakura itu.
Walaupun awalnya sempat menjadi tantangan, tetapi proses adaptasi Eko Yuli di Jepang berjalan sangat baik.
Dia juga terbantu dengan pelaksanaan Olimpiade yang bertepatan dengan musim panas di Jepang sehingga cuaca tidak menjadi kendala.
“Cuaca di Jepang normal karena Olimpiade musim panas, jadi tidak terlalu berbeda jauh. Di sana panasnya 32 derajat juga, jadi tidak terlalu berbeda,” ujar Eko Yuli.
“Prokes juga baik, memang awal-awal sempat ada gangguan kesehatan, tapi mendekati Olimpiade aman,” imbuhnya.
Sementara itu, ditanya soal lawan terkuat, Eko Yuli mengakui lawan terbesarnya justru diri sendiri dalam menghadapi pandemi.