Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketatnya Penerapan Sistem "Bubble" di Olimpiade Tokyo 2020

Kompas.com - 22/07/2021, 17:19 WIB
Farahdilla Puspa,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem bubble masih menjadi opsi utama saat menggelar turnamen olahraga termasuk di Olimpide Tokyo 2020.

TOGOC (Tokyo Olympic and Paralympic Games Organizing Commitee) selaku panitia penyelenggara menerapkan sistem bubble berdasarkan activity plan.

Hal tersebut dijelaskan Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020, Rosan P Roeslani, dalam konferensi pers virtual pada Kamis (22/7/2021).

Rosan mengatakan bahwa karantina setiap orang di kompleks atlet berbeda tergantung activity plan yang sudah diberikan ke panitia sebelum keberangkatan ke Jepang.

Baca juga: Prokes Ketat Tak Halangi Perjuangan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Khusus atlet yang akan bertanding, mereka hanya diperbolehkan berada di dalam kompleks atlet termasuk pergi ke tempat latihan.

"Sistem karantina di sini beda-beda sesuai activity plan (yang sudah diberikan kepada panitia sebelum keberangkatan)," kata Rosan.

"Contohnya atlet hanya bisa pergi dari wisma atlet ke tempat latihan, jadi ada aturannya. Dari mereka datang cuma bisa ke dua tempat tersebut, di luar itu tidak boleh dan dimonitor secara ketat."

Rosan sekaligus menjelaskan bahwa panitia juga memisahkan tempat makan para atlet dan ofisial untuk beberapa hari setelah kedatangan apabila kontingen berada dari daerah-daerah tertentu.

"Selama berada di kompleks atlet mereka boleh bepergian dan bisa makan di dining hall. Karena Indonesia risiko (Covid-19) tinggi, jadi makannya di lantai dua sebelah pojok kanan."

"Kontak fisiknya harus dikurangi. Pengawasannya sangat ketat," lanjut Rosan P Roeslani.

Namun, ia menjelaskan langkah ini hanya untuk sementara dan tidak permanen. Rosan juga menekankan tidak ada perlakuan berbeda setelah itu.

"Tidak ada diskriminasi. Semua negara yang masuk dalam klasifikasi 1 dipisahkan hanya untuk tiga hari pertama sejak kedatangan, total empat hari, tetapi boleh berbaur."

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, menambahkan bahwa karantina berdasarkan activity plan ini sama sekali tidak mengganggu persiapan para atlet.

"Jika activity plan mereka ada latihan, mereka bisa latihan. Jadi, karantina ini tidak mengganggu persiapan atlet," ujar pria yang akrab disapa Okto ini.

Baca juga: Dubes RI untuk Jepang Tekankan Tak Akan Terjadi Breakout Kasus Covid-19 di Olimpiade Tokyo 2020

"Atlet fokusnya untuk bertanding. Di Athlete Village pun semua sudah ada. Sekarang kalau kata orang-orang, dining hall makanannya yang paling beragam dan paling enak (dibandingkan Olimpiade sebelumnya)."

"Sejauh ini semuanya memang sangat disiapkan prioritasnya khusus untuk para atlet. Jadi, atlet datang, lalu latihan dan tanding," ucap Raja Sapta Oktohari menjelaskan.

Adapun Olimpiade Tokyo 2020 akan segera dibuka pada Jumat (23/7/2021) pukul 18.00 WIB.

Defile Indonesia pada Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 berjumlah 10 anggota termasuk empat atlet, yakni Nurul Akmal (angkat besi), Rio Waida (selancar), Aflah Fadlan Prawira (renang), dan Azzahra Permatahani (renang).

Rio Waida dan Nurul Akmal menjadi atlet yang ditugaskan untuk membawa bendera Indonesia pada parade kontingen negara peserta di Opening Ceremony Olimpiade Tokyo 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com