KOMPAS.com - Sejak 1998, tercatat tim nasional (timnas) Indonesia pernah dibesut 18 pelatih dengan 23 kali pergantian.
Mengutip dari laman Kompaspedia, dari 18 nama pelatih itu, Benny Dollo tercatat sebagai pelatih lokal terbanyak membesut timnas Indonesia, yakni tiga kali (2000-2001, 2008-2010, dan 2015).
Sementara untuk pelatih asing terbanyak yang pernah membesut timnas Indonesia adalah Alfred Riedl.
Alfred Riedl yang meninggal dunia pada September 2020 lalu, pernah menangani timnas Indonesia sebanyak tiga kali, yakni periode 2010-2011, 2013-2014, dan 2016.
Dihitung sejak 1998 hingga 2021 (23 tahun), sudah ada 23 pergantian atau artinya setahun sekali ganti pelatih jika dirata-rata.
Baca juga: PSSI: Sejarah, Fungsi, dan Tugasnya
Rusdy Bahalwan merupakan pelatih lokal pertama yang menangani timnas Indonesia pada awal reformasi 1998.
Namun sayang, tim asuhan Rusdy Bahalwan di Piala Tiger 1998 membuat kontroversi "sepak bola gajah".
Saat itu, karena ingin menghindari tuan rumah Vietnam, Indonesia dan Thailand sama-sama ingin menghindari kemenangan.
Baca juga: Kisah Sepak Bola Gajah Thailand Vs Indonesia
Yang paling mencengangkan ialah setelah skor bertahan 2-2, bek timnas Mursyid Effendi dengan sengaja menceploskan bola ke gawang Hendro Kartiko.
Pelatih asing pertama yang menangani timnas di awal reformasi adalah Bernard Schumm pada tahun 1999.
Bernard Schum merupakan pelatih berkebangsaan Jerman yang menangani timnas Indonesia di SEA Games 1999 dan Kualifikasi Olimpiade 2000.
Baca juga: Profil Evan Dimas, Pemain Langganan Timnas Indonesia
Saat ini timnas Indonesia dibesut pelatih asing asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Dia ditunjuk PSSI untuk menangani skuad Garuda senior pada akhir 2019 dan diikat kontrak sampai 2023 nanti.
Selain menangani timnas Indonesia senior, Shin Tae-yong juga melatih tim U-19 dan U-23.
Penunjukan figur Shin Tae-yong memberi kesan bahwa PSSI ingin membangun rencana jangka panjang bagi peningkatan prestasi timnas Indonesia.
Berikut adalah daftar pelatih timnas Indonesia sejak 1998:
Pelatih | Kewarganegaraan | Periode Melatih Timnas Indonesia |
Rusdy Bahalwan | Indonesia | 1998 |
Bernard Schumm | Jerman | 1999 |
Nandar Iskandar | Indonesia | 1999-2000 |
Benny Dollo | Indonesia | 2000-2001 |
Ivan Venkov Kolev | Bulgaria | 2002-2004 |
Peter White | Inggris | 2004-2007 |
Ivan Venkov Kolev | Bulgaria | 2007 |
Benny Dollo | Indonesia | 2008-2010 |
Alfred Riedl | Austria | 2010-2011 |
Wim Rijsbergen | Belanda | 2011-2012 |
Aji Santoso | Indonesia | 2012 |
Nil Maizar | Indonesia | 2012-2013 |
Luis Manuel Blanco | Argentina | 2013 |
Rahmad Darmawan | Indonesia | 2013 |
Jacksen F Tiago | Brasil | 2013 |
Alfred Riedl | Austria | 2013-2014 |
Benny Dollo | Indonesia | 2015 |
Pieter Huistra | Belanda | 2015 |
Alfred Riedl | Austria | 2016 |
Luis Milla | Spanyol | 2017-2018 |
Bima Sakti Tukiman | Indonesia | 2018 |
Simon McMenemy | Skotlandia | 2018-2019 |
Shin Tae-yong | Korea Selatan | 2019-sekarang |
Melihat daftar pelatih timnas seperti tabel di atas, terlihat Indonesia kerap bongkar pasang pelatih atau tepatnya dimulai pada periode 2010-2011.
Legenda sepak bola Indonesia, Bambang Pamungkas, mengungkapkan keresahannya terkait sering gonta-ganti pelatih untuk meraih hasil instan.
"Ya kita masih selalu berpikir instan tentang hasil. Itu satu hal yang harus kita ubah," kata Bambang Pamungkas seperti dilansir oleh BolaSport.com dari YouTube Vincent and Desta pada 29 Mei 2021 lalu.
Baca juga: Asal-usul Sepak Bola
"Kita punya pelatih bagus, terutama pelatih tim nasional. Pelatih bagus, progress-nya bagus, tapi karena tidak juara akhirnya diganti."
"Anda bisa bayangkan, saya di tim nasional (Indonesia) itu 13 tahun dan selama itu sudah ada 11 pelatih. Jadi, rata-rata itu setahun dua bulan atau tiga bulan itu ganti. Seharusnya tidak begitu."
"Seharusnya kita kontrak jangka panjang, kita lihat progresnya, baru kita tentukan dia itu berhasil atau tidak," terang alumnus SMAN 1 Salatiga tersebut.
"Tapi, kalau cuma sekali event, terus ganti (pelatih), sekali event, terus ganti. Yang kasian bukan hanya pelatihnya, namun juga pemainnya nanti."
"Karena jika sang pemain sudah beradaptasi, namun tiba-tiba diganti (pelatihnya) ya berubah lagi. Itulah progress kita tersendak ya salah satunya gara-gara itu. Itu hanya pendapat pribadi saya," tambah pria yang akrab disapa Bepe itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.