KOMPAS.com - Ayrton Senna da Silva, pebalap Formula 1 (F1), mengalami kecelakaan tragis saat membalap di Sirkuit Imola, Italia, pada 1 Mei 1994.
Nyama Ayrton Senna tak tertolong saat ia sedang memimpin lap ke-7 Grand Prix San Marino dengan mobilnya, Williams Reanult.
Kecelakaan bermula ketika Ayrton Senna kehilangan kendali di tikungan Tamburello.
Melansir TalkSport, jet darat milik pebalap asal Brasil tersebut menabrak dinding dengan kecepatan 217 kilometer per jam.
Baca juga: Mengenal Sprint Qualifying, Format Baru Balapan F1
Seketika terjadi kecelakaan mengerikan, bendera merah dikibarkan tanda balapan harus dihentikan sementara.
Lalu, tim marshall bergegas ke lokasi kecelakaan dan mendapat Senna sudah tak sadarkan diri.
Senna kemudian langsung dibawa ke rumah sakit terdekat di Maggiore, Bologna. Namun, pada pukul 18.40, dia dinyatakan meninggal dunia.
Dokter Rumah Sakit Maggiore, mengatakan Ayrton Senna meninggal akibat kehilangan banyak darah.
Baca juga: Hasil F1 GP Bahrain, Lewis Hamilton Juara, Catat Rekor, dan Balas Verstappen
Beberapa laporan lain juga mengatakan Senna mengalami brain-dead dari impact kedua, yaitu saat pecahan roda kanan bagian depan mengenai helm sehingga merusak sebagian tengkorak sang pebalap.
Penjelasan lain mengatakan kecelakaan disebabkan karena lintasan terlalu sempit ditambah pengamanan sirkuit yang kurang.
Sebab, dua hari sebelumnya, tepatnya ketika sesi latihan bebas, pebalap Rubens Barrichello mengalami kecelakaan.
Rubens Barrichello yang merupakan junior Senna terpental dari mobil berkecepatan 230 km per jam.
Beruntung, Barrichello sadar usai mendapat perawatan.
Baca juga: Profil Lewis Hamilton, Pemilik Tinta Emas di Formula 1
Satu hari kemudian, kecelakaan di Sirkuit Imola dalam GP San Marino 1994 kembali terjadi.
Kecelakaan yang kedua dalam satu pekan saat itu mengakibatkan pebalap Roland Ratzenberger meninggal dunia ketika membalap pada babak kualifikasi.