KOMPAS.com - Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, masuk dalam bursa pencalonan pemilihan wali kota (pilwali) Surabaya.
Azrul Ananda masuk dalam rekomendasi DPD Nasdem Kota Surabaya untuk Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya.
Dia rencananya akan mendampingi Bakal Calon Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin.
"Pasangan MA (Machfud Arifin) dan Azrul Ananda ini akan menjadi sebuah kekuatan besar yang bisa saling mengisi satu sama lainnya," kata kader Partai Nasdem Vinsensius Awey.
Baca juga: Demi Keluarga, Penyerang Persebaya Ingin Kompetisi Bergulir Kembali
"Keberadaan MA dipanggung politik Surabaya sendiri akan mendapat amunisi tambahan dasyat dari sosok kehadiran Azrul. Jadi ini merupakan paket lengkap," kata Awey, Minggu (26/7/2020) dikutip Harian Surya.
Sementara menurut Ketua DPD Partai Nasdem Surabaya, Robert Simangunsong, usia Azrul tergolong dan representasi kelompok milenial.
"Kami yakin Azrul bisa meraih pasar millenial, apalagi 57 persen pemilih Surabaya adalah kelompok usia milenial," terang Robert Simangunsong, di kantornya, Sabtu (25/7/2020).
Namanya juga dikenal oleh semua kalangan di Kota Surabaya.
Baca juga: Skenario Terburuk, Hambali Tholib Siap Tak Lanjutkan Kompetisi demi Persebaya
Hal tersebut menjadi keuntungan sekaligus kepercayaan warga Kota Pahlawan kepada pasangan MA dan Azrul meningkat.
Bursa pilwali tersebut tentu juga sudah didengar oleh perwakilan Bonek, suporter fanatik Persebaya Surabaya.
Salah satunya Erik Wicaksono selaku Koordinator Gate Joner 21, sebuah kelompok suporter tribun Persebaya.
"Bonek berpegang teguh, kami anti-politik dan kami tidak mendukung ke Paslon manapun," kata Erik dikutip laman yang sama.
Baca juga: Kabar Gembira untuk Persebaya, Mahmoud Eid Leluasa Kembali ke Indonesia
"Jika nantinya Aza mendampingi pak Machfud, ya silahkan, monggo, tapi jangan membawa nama Persebaya. Harus dilepas jabatannya di Persebaya," tegas pria yang akrab disapa Eyik tersebut.
Namun Eyik mengingatkan, sebelum akhirnya Aza benar-benar terjun ke dunia politik, Aza ingat dengan janjinya saat awal menangani Persebaya Surabaya untuk tak terjun ke dunia politik.
"Kami masih menanti bukti dan janji Aza untuk tidak masuk ke dunia politik saat memegang Persebaya."
"Kalau memang mau nyemplung ke dunia politik dan mengingkari janji yang dulu silakan, tapi lebih etis semua jabatan di Persebaya dilepas. Jangan bawa nama Persebaya, khususnya Bonek," pungkas Eyik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.