KOMPAS.com – Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menilai Taufik Hidayat perlu mempertaruhkan reputasinya usai menuding ada praktik korupsi di tubuh Kemenpora.
Gatot S Dewa Broto mengaku tak ingin berpolemik lebih serius dengan Taufik Hidayat soal pernyataan negatif yang diutarakan terhadap kemenpora.
"Pertama, saya tidak ingin berpolemik, terlebih lagi ini bulan puasa," kata Gatot kepada Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Baca juga: Tiga Pebulu Tangkis yang Ingin Duet dengan Kevin Sanjaya
"Kedua, kami memaafkan Taufik sudah bicara seperti itu. Toh sekarang kami cukup membuktikan (omongan Taufik salah) dengan bekerja, apakah benar ucapan Taufik itu," sambungnya.
Namun, Gatot cukup menyayangkan sikap Taufik yang secara gamblang melempar tudingan yang belum terbukti kebenarannya.
Bagi Gatot S Dewa Broto, Taufik juga sudah mempertaruhkan reputasinya sebagai pebulu tangkis Indonesia yang pernah menjadi bagian dari Kemenpora.
"Kita mengakui ada kontribusi positif Taufik kepada Indonesia," ucap Gatot.
Baca juga: Klopp Kagumi Fisik Ronaldo, tetapi Lebih Suka Lionel Messi
"Dia sebagai dua kali juara Asian Games, kemudian pernah menang di Olimpiade, tentu kita harus berterima kasih kepada dia. Tetapi, untuk hal-hal yang seperti dia omongkan, ya saya sayang aja," jelas dia.
"Dengan begitu, nama besar dia dipertaruhkan. Orang justru akan menilai Taufik yang sesungguhnya itu seperti apa," imbuhnya.
Polemik antara Taufik Hidayat dan Kemenpora bermula dari komentar peraih medali emas Olimpiade 2004 itu saat menjadi tamu di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Senin (11/5/2020).
Baca juga: Ratu Tisha Kembali ke Dunia Sepak Bola Indonesia
Dalam tayangan tersebut, Taufik mengatakan bahwa olahraga di Indonesia tidak akan maju siapa pun menterinya karena korupsi di Kemenpora sudah mendarah daging.
"Saya bilang, mau menteri siapa pun, kalau enggak diganti separuhnya, olahraga akan begini terus, enggak bakal bisa maju. Itu harus setengah gedung dibongkar, tikusnya banyak banget," ujar Taufik.
Taufik kemudian memberikan contoh soal akomodasi bagi atlet yang diduga jadi praktik korupsi bagi oknum di kepengurusan Kemenpora.
"Sekarang gini deh, ada atlet 500. Kita dipelatnasin di hotel. Harga, let's say per atlet jatahnya Rp 500.000," kata Taufik.
Baca juga: Berusia Lebih Tua, Evander Holyfield Tak Takut Hadapi Mike Tyson
"Kalau kita masukin orang banyak ke hotel itu, kan suka dapat diskon. Rp 100.000 kali 1.000 (500) atlet. Berapa duit? Per hari," ucapnya.
"Makanya dia (koruptor) bilang kerja gue PNS (gaji) segini-segini, omong kosong semua. Kok mereka bisa survive, punya rumah, mobil, cicilan berapa, hidup di Jakarta? Come on!" ujar Taufik menegaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.