Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Indonesia Pernah Punya Kapten yang Ditahan oleh Soeharto

Kompas.com - 12/05/2020, 11:40 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Timnas Indonesia pernah memiliki pemain dengan dua tanggung jawab cukup berat bagi negeri.

Dia tercatat sebagai penjaga gawang sekaligus kapten timnas Indonesia dan pernah menjadi ajudan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Namun, di balik statusnya sebagai ajudan Soekarno, dia harus merasakan pahitnya jeruji besi pada era Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Dia adalah Maulwi Saelan.

Maulwi Saelan menjadi pemain skuad Garuda pada era 1950-an.

Dia mengantarkan tim Garuda menembus empat besar pada Asian Games 1954 dan meraih medali perunggu, empat tahun berselang.

Baca juga: Rexy Mainaky Tegaskan Masih Jadi Pelatih Timnas Bulu Tangkis Thailand hingga 2021

Salah satu momen menakjubkan Maulwi adalah ketika berhadapan dengan Uni Soviet (saat ini Rusia) pada Olimpiade 1956.

Dia bisa mementahkan peluang tim Beruang Merah, julukan Rusia, dan menjaga skor akhir tetap 0-0.

Kala itu, Uni Soviet adalah salah satu negara dengan sepak bola terkuat di Eropa, dengan gaya permainan keras dan disiplin khas Eropa Timur.

Indonesia yang dipandang remeh, tentu bukan apa-apa jika dibanding tim dari Eropa dengan tradisi sepak bola yang kuat bahkan hingga kini.

Baca juga: Media Vietnam Soroti Penyataan Luis Milla soal Kualitas Pemain Timnas Indonesia

Boleh dibilang, hasil tersebut merupakan sejarah tertinggi sepak bola Indonesia dan sangat sulit untuk terulang.

"Saya jatuh bangun menahan serbuan Beruang Merah (sebutan Uni Soviet/Rusia)," kata Maulwi Saelan dikutip harian Kompas pada 4 Juni 2002.

"Pokoknya, kami bertekad tidak menyerah. Waktu itu masih belum ada peraturan, kalau hasil pertandingan draw, harus dilakukan sudden death tendangan penalti," ujar dia melanjutkan.

Akan tetapi, langkah skuad Garuda harus terhenti setelah kalah 0-4 pada pertandingan ulang dengan jarak 36 jam dari laga pertama.

Maulwi Saelan pernah ditahan pada era Soeharto pada tahun 1967. Sejak saat itu, dia tak lagi mengemban jabatan Ketua PSSI yang dimulai dari tahun 1964.

Baca juga: Persiapkan Piala Dunia U20, Shin Tae-yong Agendakan Latihan Online Timnas Indonesia

Maulwi ditahan di Rumah Tahanan Militer Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, selama empat tahun delapan bulan.

Ketika dia dibebaskan, Soekarno sudah meninggal dunia. Maulwi tak bisa mengantarkan Sang Proklamator ke liang lahat.

Maulwi Saelan meninggal pada 10 Oktober 2016 pada usianya yang menginjak 90 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com