Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Peluru (Bullet Theory): Pengertian dan Asumsinya

Kompas.com - 22/05/2024, 10:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Teori peluru atau yang sering disebut bullet theory, merupakan teori komunikasi yang sering digunakan untuk mengkaji media massa.

Dalam teori ini, media massa dianalogikan sebagai senapan yang bisa menembak peluru ke segala penjuru dengan tepat.

Pengertian teori peluru

Dilansir dari situs Communication Theory, teori peluru berangkat dari 1930-an, di mana saat itu, media sedang gencar-gencarnya memengaruhi masyarakat.

Kala itu, media berperan penting bagi Amerika Serikat dan Jerman. Pada saat itulah, para pakar media menemukan teori mengenai efek media serta perilaku media.

Baca juga: Teori Agenda Setting: Pengertian dan Contohnya

Teori peluru adalah teori yang menganalogikan media massa seperti senjata ajaib (magic gun), yang bisa menembak pesan secara langsung kepada audiens, tanpa sepengetahuan mereka.

Pesan yang menimbulkan reaksi instan dari pikiran audiens tanpa ragu-ragu, disebut sebagai teori peluru (bullet theory) atau teori peluru ajaib (magic bullet theory).

Dikutip dari buku Komunikasi dalam Perspektif Teori dan Praktik (2017) oleh Yetty Oktarina dan Yudi Abdullah, media massa, dalam teori peluru diibaratkan sebagai senjata.

Senjata itu melontarkan peluru, dalam hal ini pesan atau informasi, kepada siapa saja, dan mampu merobohkannya.

Baca juga: Teori SOR Komunikasi: Pengertian dan Contohnya

Jadi, teori peluru adalah teori yang menganalogikan media massa sebagai senjata, yang bisa mengirim pesan (peluru) ke siapa pun dan ke mana saja.

Asumsi teori peluru

Menurut Evi Novianti dalam buku Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya (2021), secara garis besar, asumsi teori peluru, yakni media massa memiliki kekuatan yang sangat perkasa.

Di satu sisi, media begitu kuat, namun, di sisi lainnya, komunikan (audiens) dianggap pasif dan tidak tahu apa-apa.

Sementara itu, dalam buku Komunikasi Serba Ada Serba Makna (2010) karya Alo Liliweri, asumsi teori peluru adalah semua audiens memiliki status serta selera yang sama.

Baca juga: Contoh Teori Kultivasi

Akibatnya, komunikator (media) bisa mengirim semua jenis informasi. Sehingga media tidak lagi memperhatikan penolakan dari masyarakat.

Jadi, ada dua asumsi teori peluru, yaitu:

  • Media massa memiliki kekuatan yang besar, sedangkan audiens bersifat pasif
  • Semua audiens memiliki status juga selera yang sama, sehingga media bisa mengirim semua jenis informasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com