Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Kepemimpinan Otoriter: Definisi, Ciri-ciri, Kelebihan, dan Kekurangan

Kompas.com - 19/11/2023, 13:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com –  Apa itu gaya kepemimpinan otoriter? Gaya kepemimpinan otoriter adalah pendekatan kepemimpinan, di mana pemimpin memegang kendali penuh atas pengambilan keputusan dan memberikan instruksi kepada anggota tim tanpa melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan otoriter cenderung sangat berkuasa dan seringkali melibatkan kontrol yang ketat mengenai semua aspek pekerjaan.

Pemimpin mengambil keputusan secara mandiri dan memberikan instruksi yang jelas kepada anggotanya. Umumnya, pemimpin otoriter mempunyai kontrol penuh atas tim dan mengharapkan ketaatan dari para anggotanya.

Gaya kepemimpinan otoriter efektif pada saat keadaan darurat atau saat keputusan cepat dibutuhkan.

Baca juga: Gaya Kepemimpinan: Definisi dan Jenisnya

Ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter

Ciri-ciri dan karakteristik yang dimilliki oleh gaya kepemimpinan otoriter, sebagai berikut:

  • Keputusan sentral

Pemimpin mengambil keputusan secara mandiri tanpa melibatkan anggota tim saat proses pengambilan keputusan. Hasil keputusan tersebut kemudian diberikan kepada anggota tim untuk dijalankan.

  • Instruksi jelas

Pemimpin otoriter memberikan instruksi yang jelas dan spesifik kepada anggota tim. Baik tugas, waktu, dan langkah-langkah yang harus diikuti telah diatur secara ketat.

  • Ketaatan yang diharapkan

Pemimpin otoriter menginginkan ketaatan dari semua anggota tim. Ia menekankan betapa pentingnya patuh terhadap instruksi dan kebijakan yang sudah ditetapkan.

  • Kontrol penuh

Pemimpin otoriter memegang kontrol penuh atas tim. Pemimpin tersebut memegang tanggung jawab utama dalam mengambil keputusan, menentukan arah, dan mengawasi pelaksanaan tugas.

  • Sanksi atau hukuman

Pemimpin otoriter kerap memakai sanksi atau hukuman untuk mendorong ketaatan dalam tim atau organisasi.

  • Komunikasi searah

Umumnya, komunikasi dalam kepemimpinan otoriter bersifat satu arah. Pemimpin memberikan instruksi dan anggota tim diharapkan untuk menjalankannya tanpa banyak ruang untuk berdiskusi atau memberikan masukan.

  • Penekanan pada hasil

Walaupun gaya kepemimpinan ini dapat terasa keras, pemimpin otoriter kerap menekankan hasil dan efisiensi dalam mencapai tujuan.

Baca juga: Teori-teori Kepemimpinan

Kelebihan gaya kepemimpinan otoriter

Kelebihan gaya kepemimpinan otoriter, yaitu:

  • Setiap masalah yang terjadi dalam organisasi dapat selesai dengan cepat karena keputusan diambil secara cepat dan mutlak oleh pemimpin tanpa menerima perlawanan atau bantahan.
  • Pemimpin otoriter tegas dan adil dalam menerapkan kedisiplinan tanpa memandang siapa pun. Bawahan yang berbuat salah akan langsung ditindak.
  • Pengawasan yang terkontrol, sehingga bawahan tidak bisa berbuat curang. Oleh karenanya, proyek mampu terselesaikan tepat waktu dengan hasil yang berkualitas dan sesuai ekspektasi.
  • Memiliki visi dan misi organisasi yang jelas. Arah tujuan organisasi sangat jelas, baik jangka pendek, menengah, ataupun panjang.
  • Pencapaian prestasi. Pemimpin otoriter tidak mengenal kata gagal dan keberhasilan merupakan harga mati yang harus dicapai. Hal tersebut dapat mengatasi risiko organisasi hanya berjalan di tempat (stagnan) atau risiko penurunan kinerja pencapaian.

Kekurangan gaya kepemimpinan otoriter

Kekurangan atau kelemahan yang dimiliki gaya kepemimpinan otoriter adalah:

  • Hanya bergantung pada satu orang tertinggi, yaitu penguasa.
  • Bawahan mungkin merasa tidak dihargai dan dapat menyebabkan ketegangan hubungan antara pemimpin dan anggota tim.
  • Keterbatasan partisipasi anggota tim dapat menghambat kreativitas, inovasi, dan pengembangan potensi individu.
  • Dapat menciptakan lingkungan kerja yang otoriter, kurang kooperatif, dan kurang memotivasi anggota tim.
  • Komunikasi yang terbatas dan kurangnya ruang anggota tim untuk berkontribusi dapat menyebabkan rasa frustasi dan rendahnya kepuasan kerja.
  • Dapat memberikan dampak negatif pada iklim kerja.
  • Pemimpin otoriter tidak sepenuhnya percaya terhadap ide, saran, nasihat, dan orang lain sebelum menyaksikan secara langsung hasilnya.
  • Kekuasaan penuh yang dimiliki oleh pemimpin berpotensi menimbulkan sikap dan perilaku yang sewenang-wenang dalam membuat aturan, menindak, menghukum, dan mencatat para bawahan tanpa mendengarkan penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
  • Terbukanya peluang untuk melakukan praktik kecurangan, penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
  • Membuat organisasi kerap kehilangan bawahan karena mengundurkan diri dengan alasan tidak mampu mengikuti aturan yang ada.
  • Sifat utama pemimpin otoriter yang tidak memandang kebebasan individu. Namun, banyak pemimpin di dunia yang mampu membuat perubahan. Contoh pemimpin otoriter tersebut adalah Adolf Hitler, Benito Mussolini, Kim Jong-un, Soeharto, Richard Nixon.

Baca juga: Nilai-Nilai Kepemimpinan, Sifat Dasar, dan Ciri-cirinya

 

Referensi:

  • Noor, M. T. & Azmi, R. (2022). Kepemimpinan dalam Perspektif Organisasi. AE Publishing.
  • Fauzan, R. dkk. (2023). Komunikasi Organisasi: Pengantar dan Model Manajemen Reputasi dalam Membangun Citra Perusahaan. Get Press Indonesia.
  • Iswahyudi, S. dkk. (2023). Kepemimpinan dalam Organisasi. Yayasan Cendikia Mulia Mandiri.
  • Suiraoka, P. dkk. (2023). Model dan Gaya Kepemimpinan. Yayasan Cendikia Mulia Mandiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com