Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian High dan Low Context Cultures

Kompas.com - 15/03/2022, 18:00 WIB
Feiren Dina Junita,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komunikasi yang efektif penting dalam sebuah hubungan, baik antarindividu maupun kelompok, untuk kebutuhan personal atau bisnis. Jika komunikasi tidak efektif, maka timbul kesalahpahaman hingga merusak hubungan.

Namun tiap bangsa mempunyai cara komunikasi masing-masing yang dipengaruhi oleh budaya maupun situasi sosial.

Ada bangsa yang memiliki high context culture atau budaya konteks tinggi, dan ada bangsa yang memiliki low context culture atau budaya konteks rendah. Istilah ini berasal dari seorang antropolog bernama Edward T.Hall.

Dua istilah tersebut mungkin jarang diketahui, tetapi istilah ini menjadi salah satu bagian penting dalam mengetahui budaya atau kebiasaan suatu bisnis di beberapa negara. 

High context culture merupakan komunikasi antarbudaya yang disampaikan secara implisit atau tidak langsung, seperti basa-basi atau gestur tubuh.

Baca juga: Pengertian Komunikasi Bisnis dan Tujuannya Secara Umum

Komunikasi ini berjalan lebih lambat karena ada banyak tahapan sebelum sampai pada kepentingan masing-masing.

Pengertian high context dan low context culture

Berikut penjelasan high context dan low context culture:

High context culture (budaya konteks tinggi)

Hubungan dengan orang dengan high context culture juga biasanya lebih awet.

Contohnya, suatu perusahaan ingin lebih mengenal rekannya, seperti sejarah maupun budaya, agar bisa melihat perkembangannya dari waktu ke waktu.

Selain itu, komunikasi ini juga lebih ke interpersonal, karena biasanya pihak perusahaan yang menggunakan cara komunikasi ini masih berhati-hati dalam membahas isu sensitif.

Lazimnya, Indonesia menggunakan high context culture karena kebanyakan orang Indonesia menggunakan gestur tubuh maupun banyak perbedaan kosa kata yang digunakan spesifik untuk kalangan tertentu.

Low context culture (budaya konteks rendah)

Sedangkan, low context culture berbalikan dengan high context culture. Cara komunikasi ini disampaikan secara eksplisit atau terang-terangan. Pesan yang disampaikan pun langsung ke inti yang dimaksud.

Komunikasi ini berjalan lebih cepat dengan usia hubungan yang pendek. Karena biasanya perusahaan dengan low context culture lebih mengutamakan kinerja seorang individu serta hasilnya.

Komunikasi ini lebih ke intrapersonal karena cara komunikasi ini lebih condong ke individualisme.

Negara yang menggunakan low context culture adalah Amerika Serikat. Karena kebanyakan warganya lebih suka bekerja secara individu dan menyampaikan pendapat mereka secara langsung serta jelas.

Baca juga: Apa Perbedaan Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal?

Contoh negara High Context dan Low Context

Sudah banyak negara yang menggunakan dua komunikasi antarbudaya ini. Negara yang menggunakan high context culture, yaitu:

  • Jepang
  • Tiongkok
  • Spanyol
  • Perancis
  • Indonesia
  • Meksiko
  • Arab Saudi

Sedangkan, negara yang menggunakan low context culture, yaitu:

  • Amerika Serikat
  • Jerman
  • Kanada
  • Dermark
  • Swedia
  • Swiss
  • Norwegia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com