KOMPAS.com – Dalam sistem nilai tukar, tidak hanya sistem nilai tukar tetap saja yang digunakan. Namun, ada sistem nilai tukar lain yang digunakan secara internasional, yaitu sistem nilai tukar mengambang.
Ada dua jenis sistem nilai tukar mengambang, yaitu sistem nilai tukar mengambang murni dan sistem nilai tukar mengambang terkendali. Berikut penjelasanya:
Dalam sistem ini, mekanisme penetapan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing ditentukan oleh mekanisme pasar.
Akibatnya, nilai mata uang bisa berubah setiap saat tergantung dari permintaan dan penawaran mata uang domestik terhadap mata uang asing dan perilaku spekulan.
Baca juga: Sistem Nilai Tukar Tetap
Dalam sistem ini, bank sentral tidak menargetkan besarnya nilai tukar. Selain itu, bank sentral juga tidak melakukan intervensi langsung ke pasar valuta asing.
Dilansir dari buku Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar (2004) karya Iskandar Simorangkir dan Suseno, dijelaskan dua alasan kenapa banyak negara menggunakan sistem ini, yaitu:
Disisi lain, sistem ini juga memiliki kelemahan yaitu penetapan nilai tukar berdasarkan pasar dapat menyebabkan nilai tukar berfluktuasi.
Depresiasi nilai tukar dapat menyebabkan peningkatan harga barang-barang impor. Jika dibiarkan terus menerus akan memicu inflasi di dalam negeri.
Penerapan sistem ini ditandai dengan adanya intervensi di pasar valuta asing oleh bank sentral. Namun, bank sentral tidak memiliki komitmen untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat tertentu.
Baca juga: Sistem Nilai Tukar: Definisi dan Sejarah
Intervensi yang dilakukan oleh bank sentral memiliki tujuan untuk menstabilkan nilai tukar secara berkala dan mencegah pergerakan nilai tukar yang terlalu besar.
Dalam buku Konsep, Dinamika, dan Respon Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia (2016) karya Ferry Syarifuddin, dijelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan dari sistem ini, sebagai berikut:
Adanya kebebasan bagi otoritas moneter untuk melakukan intervensi atau kebijakan lain, seperti suku bunga, untuk mencapai nilai tukar yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan ekonomi tanpa harus kehilangan kredibilitas.
Dapat mendorong kegiatan spekulasi. Apabila bank sentral atau pemerintah tidak memiliki cadangan devisa yang cukup, maka akan menyebabkan runtuhnya sistem nilai tukar ini.
Baca juga: Ciri-Ciri Uang Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.