Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Beruang Kutub Beradaptasi pada Suhu Dingin?

Kompas.com - 30/05/2020, 19:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Beruang kutub merupakan salah satu hewan karnivora terbesar di dunia. Berat badan Beruang Kutub bisa mencapai satu ton.

Beruang kutub hidup di wilayah kutub utara termasuk Arktik.

Beruang kutub bisa ditemukan di negara-negara mengelilingi Lingkaran Arktik, yakni Amerika Serikat (Alaska), Kanada, Rusia, Greenland, dan Norwegia (Svalbard).

Kutub utara merupakan titik Bumi paling utara yang memiliki wilayah luas dan didominasi salju dan es.

Pada musim dingin, suhu di Kutub Utara bisa mencapi sekitar minus 29 derajat fahrenheit dan dapat mencapai serendah minus 92 F.

Tahukah kamu kenapa Beruang Kutub bisa bertahap hidup pada suhu dingin?

Baca juga: Tembak Beruang Kutub di Luar Rumah, Pria Alaska Terancam Dipenjara 

Dilansir situs Polar Bears International, siklus hidup Beruang Kutub terkait erat dengan es dan laut.

Beruang Kutub mengandalkan es untuk bepergian, berburu anjing laut, maupun berkembang biak.

Para ilmuwan percaya Beruang Kutub tidak mungkin bisa bertahan hidup jika periode es melebihi kemampuan puasa mereka (220 hari).

Beruang Kutub merupakan perenang dan penyelam yang kuat. Karakteristik yang dimiliki memungkinkan untul berenang dari satu gumpalan es ke es berikutnya.

Menyesuaikan diri

Cuaca di Arktik bisa sangat dingin. Manusia akan membutuhkan pelindung baik pakaian atau tempat berlindung biar hangat.

Namun, bagi Beruang Kutub tidak. Karena tubuh Beruang Kutub berkembang dalam suhu yang dingin.

Beruang Kutub diisolasi dengan dua lapisan bulu dan lapisan tebal lemak tubuh. Itu akan memberikan isolasi yang cukup, maka suhu tubuh dan laju metabolisme tidak berubah meski ada suhu mencapai -37 C (-34 F).

Baca juga: Perubahan Iklim Jadi Ancaman Besar Bagi Habitat Beruang Kutub

Ketika cuaca sangat dingin tiba dan dibarengi angin kencang, Beruang Kutub akan menggali lubang-lubang perlindungan di tepi salju.

Di sana mereka akan meringkuk dalam bola yang ketat. Tak jarang mereka menutupi moncongnya yang memancarkan panas dengan cakarnya yang tebal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com