Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Bola Lampu

Kompas.com - 26/12/2019, 17:09 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Bola lampu ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Hal ini untuk mengganti lampu tradisional yang dinilai ribet.

Terus mengembangkan energi yang ada, Thomas Alva Edison mampu menciptakan lampu pijar yang memanfaatkan energi listri menjadi sebuah cahaya.

Dilansir dari Kompas.com, bola lampu terus mengalami perkembangan. Tuntutan hemat energi memicu inovasi hingga menghasilkan lampu yang kian efisien memanfaatkan energi.

Cahaya lampu pijar berasal dari nyala filamen, kawat tipis dari tungsten. Saat dinyalakan, arus listrik memanaskan filamen hingga suhu 2.200 derajat celcius hingga filamen berpijar.

Supaya panas hanya fokus pada filamen, tungsten ditempatkan dalam bola lampu kedap udara.

Baca juga: Biografi Thomas Alva Edison, Si Penemu Lampu

Pemanasan filamen akan mengikis permukaan tungsten hingga penampang kawat mengecil hingga filamen putus dan lampu tak bisa digunakan lagi.

Filamen yang mudah putus membuat usia lampu hanya empat bulan atau 1.000 jam untuk pemakaian 8 jam per hari.

Lampu neonshutterstock.com Lampu neon

Lampu pendar

Lampu pijar dihitung sangat boros, sehingga beberapa ilmuwan menghadirkan lampu pendar atau lampu fluorosensi pada 1938.

Lampu ini banyak digunakan di Indonesia, seperti lampu neon atau neon box.

Proses menghasilkan cahaya keduanya sama, lewat proses eksitasi elektron. Namun, kandungan gas yang dieksitasi berbeda. Eksitasi pada lampu neon hanya sekali, sedangkan lampu pendar dua kali.

Baca juga: Tidur Malam dengan Lampu Mati Bikin Tubuh Lebih Sehat

Saat lampu dialiri listrik, elektroda pada ujung tabung lampu pendar memancarkan elektron bebas. Elektron itu akan mengionisasi gas argon dalam tabung bertekanan rendah.

Lampu pendar menghasilkan intensitas cahaya lebih baik daripada lampu pijar. Pengubahan cahaya ultraviolet menjadi cahaya tampak juga menghasilkan panas yang hilang ke lengkungan. Usia rata-rata lampu ini 8.500-10.000 jam.

Blue LED Lampshutterstock.com Blue LED Lamp

LED

Keberadaan merkuri yang merupakan logam berat dalam lampu pendar jadi masalah baru karena merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan.

Tuntutan ada lampu yang kian hemat terus berkembang. Selain itu, lampu masa depan pun harus bisa diaplikasikan lebih luas.

Muncul lampu berteknologi dioda pemancar cahaya atau yang dikenal dengan light emitting diode (LED). Lahir pada tahun 1990 temuan ilmuwan Jepang Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Pohon Natal, Kenapa Harus Cemara?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com