KOMPAS.com - Kebotakan atau tidak adanya rambut di bagian kepala mungkin menjadi masalah bagi sebagian orang, terutama para pria.
Tak jarang orang yang mengalaminya akan menempuh beragam cara agar dapat mencegah kebotakan semakin parah, seperti menggunakan pengobatan tradisional hingga ke ahli.
Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menjelaskan, sebuah studi menunjukkan dua dari tiga pria akan mengalami kebotakan dan lebih dari 66 persen pria dan wanita pernah mengalami rambut rontok dalam hidupnya.
Ia memaparkan, penyebab kebotakan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu keturunan atau penyakit.
“Kebotakan itu dapat terjadi herediter (menurun dalam keluarga) atau sebab lain. Di antaranya gangguan hormonal, penyakit akut seperti tifus atau akibat obat kemoterapi, penyakit jamur, tekanan jiwa, atau kurang gizi berat,” ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (28/12/2021).
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Kebotakan Pria Dimulai dari Atas Kepala?
Zubairi menuturkan, salah satu obat yang terbukti dapat menumbuhkan rambut di tempat kebotakan adalah Minoxidil.
Meskipun tak bisa mengembalikan rambut rontok atau botak seperti sedia kala, obat ini dapat mengembalikan tumbuhnya rambut sekitar 10 persen kasus.
Kendati begitu, obat kebotakan ini tidak 100 persen aman, terutama bagi para penderita penyakit jantung.
“Untuk yang berpenyakit jantung tidak diperbolehkan memakai Minoxidil,” tegas dia.
Terkait dengan cangkok rambut, walaupun sebenarnya menjanjikan dapat memulihkan rambut secara permanen dalam mengatasi kebotakan, tetapi biayanya mahal dan akan muncul efek samping yang berat.