BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kota Baru Parahyangan

Tren Hunian Baru Usai Pandemi, Intip Kluster Anyar Tatar Nilapadmi Besutan Kota Baru Parahyangan

Kompas.com - 16/05/2024, 15:10 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama tiga tahun terakhir telah mengubah segala aspek kehidupan, termasuk tren hunian serta preferensi konsumen terhadap rumah sehat.

Adapun minat konsumen terhadap rumah sehat yang mengedepankan konsep hunian bernuansa alam pun turut meningkat, sebagaimana dilansir dari Pre Scouter, Rabu (2/3/2022).

Berdasarkan catatan Pre Scouter, konsumen dari kalangan dewasa muda berusia 25-34 tahun menaruh perhatian serius dalam hal memilih hunian dengan konsep hijau atau rumah sehat.

Hal itu sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat pasca pandemi Covid-19 yang lebih memilih menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga ketimbang di luar.

Seiring dengan peningkatan minat konsumen terhadap rumah sehat bernuansa alam, pengembang properti merespons kebutuhan tersebut dengan menghadirkan produk hunian yang relevan.

Salah satu pengembang kenamaan di Tanah Air yang mengedepankan konsep hunian hijau berbasis keberlanjutan lingkungan adalah PT Bela Parahiyangan Investindo.

Anak usaha Lyman Group itu mengembangkan Kota Baru Parahyangan (KBP) di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), dengan menghadirkan produk hunian yang selaras dengan alam.

Adapun perubahan tren serta preferensi konsumen properti diamini Manager Marketing PT Bela Parahiyangan Investindo Joseph Ijong Dachlan.

Joseph mengatakan, menyiapkan produk hunian bernuansa alam merupakan salah satu hal menarik di industri properti.

“Terlebih, setelah pandemi Covid-19, terjadi pergeseran preferensi konsumen properti yang menginginkan memiliki hunian dan lingkungan yang lebih asri,” ujar Joseph kepada Kompas.com dalam program Ngulik Bisnis, Kamis (30/11/2023).

Joseph menambahkan, fokus KBP dalam pengembangan hunian bernuansa alam tak muncul dalam sehari pascapandemi Covid-19.

Sebaliknya, konsep tersebut sudah masuk dalam masterplan yang dikemas pada awal pembangunan. Bahkan, dirancang secara ideal dan matang sehingga tetap relevan dengan kondisi saat ini.

Adapun lebih dari 50 persen kawasan KBP, lanjut Joseph, merupakan ruang terbuka hijau (RTH) dari total pengembangan 1.250 hektare (ha).

“Seseorang saat membeli rumah tentu melihat lingkungan di sekitarnya, tidak hanya melihat unit bangunan rumah semata. Mereka biasanya mempertimbangkan keberadaan tetangga, kondisi lingkungan, keberadaan taman di dalam kluster, serta penataan kota mandiri itu sendiri,” terang Joseph.

Baca juga: Kawasan Elit Kota Baru Parahyangan di Bandung Barat Terendam Banjir

Rumah adaptasi iklim tropis

Lebih lanjut, Joseph menjelaskan, KBP dikembangkan sejak awal 2000 dengan tiga pilar, yaitu budaya, sejarah, dan pendidikan.

Seiring waktu berjalan, KBP berkomitmen pada seluruh stakeholder menjadi kota yang mandiri, madani, dan alami.

Ketiga nilai (value) tersebut hingga saat ini terus dipegang serta diimplementasikan untuk mewujudkan kawasan kota mandiri yang berkelanjutan.

Merespons tren serta kebutuhan konsumen, lanjut Joseph, KBP menghadirkan hunian anyar yang mengedepankan konsep rumah sehat, yakni Tatar Nilapadmi.

Untuk diketahui, rumah modern Tatar Nilapadmi mengoptimalkan potensi sinar matahari alami serta mengalirkan udara sejuk melalui sistem sirkulasi udara saling silang.

“Konsep tersebut diusung untuk merespons kebutuhan konsumen pascapandemi Covid-19 yang memperhatikan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan, ruang terbuka hijau, serta taman dekat rumah,” kata Joseph.

Ilustrasi konsep hunian hijau.Dok. Kota Baru Parahyangan Ilustrasi konsep hunian hijau.

Adapun Tatar Nilapadmi merupakan tipe rumah dua lantai yang dirancang apik sebagai wujud adaptasi dengan iklim tropis. Konsep desain rumah modern tersebut mengoptimalkan potensi sinar matahari alami serta mengalirkan udara sejuk melalui sistem sirkulasi udara saling silang.

Tatar Nilapadmi menawarkan gaya hidup yang nyaman asri dan dekat dengan alam. Hal ini terlihat dari bentuk rumah yang tidak saling menempel satu sama lain dengan dinding tetangga. Alhasil, cahaya alami dan udara mengalir leluasa.

Kemudian, lanjut Joseph, dari segi masa bangunan tidak dibuat dalam satu atap utuh. Sebaliknya, massa bangunan terbagi menjadi dua, yakni bagian depan dan belakang. Area tengah bangunan yang menghubungkan keduanya menjadi ruang aliran udara dan cahaya ke dalam rumah.

Sementara, pada lantai dua tersedia bagian tengah yang di-split menjadi balkon serta ruang bersama.

“Jarang sekali rumah punya ruang bersama di lantau dua. Hal mendasar sekaligus mewah pada rumah di Tatar Nilapadmi, yakni tersedia empat kamar tidur yang dilengkapi satu kamar mandi setiap kamar. Dengan begitu, privasi penghuni tetap terjaga tetapi tetap tersedia ruang komunal untuk kumpul dengan keluarga,” tutur Joseph.

Joseph menjelaskan, Nilapadmi diambil dari nama yang ada dalam cerita Prabu Siliwangi. Sebelum proyek ini dijalankan, sejumlah nama sudah dilakukan kajian oleh KBP untuk penamaan kluster.

“Untuk kluster yang berada di tanah datar, kami mengambil nama sosok tokoh pria. Namun, nama-nama yang mewakili kluster peninsula yang bersinggungan dengan air diambil dari nama permaisuri. Salah satunya, Nilapadmi,” terangnya.

Dibanderol mulai dari Rp 5,3 miliar, rumah bernuansa resort tersebut memiliki luas bangunan 265 meter persegi dan luas tanah 290 meter persegi.

“Dengan seluruh keunggulan tersebut, kepemilikan hunian Tatar Nilapadmi di KBP bisa jadi pilihan tepat untuk tinggal serta investasi,” kata Joseph.

Baca juga: Kurangi Jejak Karbon, IKEA Hadirkan SPKLU di Kota Baru Parahyangan

Kota mandiri fasilitas lengkap

Joseph menambahkan, Tatar Nilapadmi dibangun di kawasan kota mandiri besutan PT Bela Parahiyangan Investindo, KBP.

Sebagai kota mandiri, KBP memiliki deretan fasilitas lengkap di pusat kota atau town center. Hal ini merupakan wujud komitmen KBP dalam menghadirkan kota mandiri yang inklusif dengan fasilitas lengkap untuk menunjang kebutuhan masyarakat.

Deretan fasilitas anyar yang telah dibangun turut melengkapi berbagai fasilitas yang sudah tersedia, seperti IKEA dan flyover, sehingga menjadi nilai tambah KBP.

Selain itu, ada pula fasilitas pendukung untuk pendidikan, yaitu SMP BPK Penabur dan Sekolah Bina Persada. Sekolah ini melengkapi empat sekolah lain yang sudah ada di KBP.

“Sejumlah fasilitas berstandar internasional pun telah ada di KBP, seperti Parahyangan Golf, Mason Wing@Mason Pine Hotel, Wahoo Water Park, serta Tepi Danau sebagai wahana rekreasi bagi penghuni maupun wisatawan,” terang Joseph.

Selain itu, imbuh Joseph, ada pula Bumi Hejo Parahyangan yang nyaman bagi wisata keluarga sekaligus tempat nongkrong untuk mencicipi ragam kuliner dan coffee shop kekinian.

Ada pula Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Parahyangan, supermarket Yogya, serta fasilitas-fasilitas kota lainnya yang bakal dioperasikan pada 2024. Salah satunya, Pasar Parahyangan. Pasar ini menjadi etalase local farming serta ragam street food khas Nusantara.

Baca juga: Sensasi Menginap di Mason Pine Hotel, Resor Bintang 5 di Kota Baru Parahyangan

Terkoneksi kereta cepat

Nilai tambah KBP juga terletak pada aksesibilitasnya yang kian mudah. Terlebih, kawasan KBP hanya berjarak 1 kilometer (km) dari Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Padalarang.

Berkat keberadaan moda transportasi modern kelas dunia itu, akses masyarakat menuju KBP menjadi lebih mudah.

Untuk itu, lanjut Joseph, pihaknya juga berkomitmen memberi kemudahan kepada pengguna kereta cepat Whoosh agar lebih nyaman menuju KBP dengan menghadirkan shuttle car dari Stasiun Padalarang.

“Inisiatif tersebut sejalan dengan implementasi prinsip transit oriented development (TOD) guna menunjang efektivitas sarana transportasi massal KCJB.

Selain dekat dengan Stasiun KCJB Padalarang, sejumlah deretan fasilitas anyar yang telah dibangun turut melengkapi berbagai fasilitas yang sudah tersedia, seperti IKEA dan flyover, sehingga menjadi nilai tambah KBP.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai Tatar Nilapadmi dari Kota Baru Parahyangan, Anda bisa klik tautan ini atau menghubungi (022) 680 3888.


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com