KOMPAS.com - Pebalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, dinilai sudah tidak mampu lagi beradaptasi dengan perkembangan Kejuraaan Dunia MotoGP karena sudah berusia 42 tahun.
Hal itu diungkapkan pengamat MotoGP yang juga pernah bekerja sebagai manajer Valentino Rossi, Carlo Pernat.
Menurut Pernat, Kejuaraan Dunia MotoGP saat ini sudah sangat berkembang pesat.
Perkembangan itu membuat seluruh pebalap yang berkompetisi harus beradaptasi terutama dari cara atau gaya mengendarai motornya.
Kemampuan beradaptasi itulah yang menurut Pernat menjadi kelemahan Valentino Rossi saat ini.
Secara tidak langsung, Pernat menilai Valentino Rossi saat ini berkompetisi dengan menggunakan gaya lamanya.
Baca juga: Andai Tak Berkarier di MotoGP, Mau Jadi Apa Valentino Rossi?
Jika hal itu tidak diubah, Pernat memprediksi karier Valentino Rossi akan berakhir dalam waktu dekat.
"Soal Valentino Rossi, saya sudah pernah mengungkapkan pendapat saya sebelumnya. Mungkin momen itu (Valentino Rossi pensiun) akan tiba dalam waktu dekat," kata Pernat dikutip dari situs Motosan.es.
"Saya mengatakan hal ini dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur dalam artian kita semua yang hidup di dunia balap motor sangat berhutang budi kepada Valentino Rossi,"
"Saya menilai balapan MotoGP saat ini tidak melambat. Namun, sudah jelas bahwa ada perubahan cara berkendara di MotoGP. Artinya, seluruh aspek sudah berubah," tutur Pernat.
"Perubahan itulah yang tidak mudah untuk seorang pebalap berusia 42 tahun (Valentino Rossi) membiasakan diri," ujar Pernat menambahkan.
Baca juga: Kisah Debut Valentino Rossi di Kelas Premier MotoGP
Meski meragukan, Pernat masih berharap Valentino Rossi bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya musim ini.
Harapan Pernat itu sangat tinggi terlebih MotoGP 2021 sudah memasuki seri Eropa.
"Setelah Jerez (Spanyol) dan Le Mans (Perancis), MotoGP 2021 akan dihelat di Mugello (Italia). Di sana, Rossi akan tampil di depan para pendukungnya. Semoga keajaiban bisa terjadi," ujar Pernat.
"Jika Rossi berhasil tampil baik, saya akan menjadi orang pertama yang mengakui dia tidak salah. Saya sangat berharap demikian," tutur Pernat menambahkan.