Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Digaji Rp 600.000 Saat Jadi Barista di Semarang, Fanny Soegi: Ya Harus Cukup

Kompas.com - 15/05/2024, 21:08 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Memutuskan berhenti kuliah dan membantu ibunya mencari uang setelah ayah yang mengadopsinya meninggal dunia, penyanyi Fanny Soegi atau Fanny Soegiarto ungkap penghasilannya saat itu.

Fanny yang pernah berkuliah di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu menjadi barista di salah satu coffee shop temannya di daerah Tembalang, Semarang.

Tanpa memiliki pengalaman sebagai barista, Fanny belajar dari nol semuanya tentang kopi.

"Jadi barista pertama, kebetulan yang punya coffee shop teman sendiri," kata Fanny dikutip dari YouTube Authenticity ID

"Aku enggak punya basic suka kopi sama sekali, dari sana akhirnya ngerti kalibrasi, ngerti v60, espresso, diajarin dari nol," tuturnya.

Baca juga: Sering Digoda Bapak-bapak Saat Masih Jadi Barista, Fanny Soegi: Beli Americano Panas Biasanya

Menjelaskan pengalamannya dulu sebagai barista, Fanny mengakui berkat pekerjaannya itu, dia akhirnya menyukai kopi.

"Biasanya suka kopi hitam v60. (sebelumnya) Enggak (suka kopi) sama sekali," ucapnya.

"Itu tiap hari kalau mau kerja harus kalibrasi alatnya, harus minum espresso terus, harus menemukan titik cleannya, biar jadi kopi yang enak," jelasnya.

Fanny ingat gajinya sebagai barista saat itu memang tak sesuai UMR Semarang, tapi dia tetap bersyukur dan merasa itu cukup.

"Kerja 8 jam, itu shift-shift an ada pagi ke sore, sore ke malam. Per bulan aku cuma dapat Rp 600.000, (UMR Semarang) Rp 2,1 juta," ujarnya.

Baca juga: Masih Berusaha Lunasi Utang Peninggalan Orangtua, Fanny Soegi: Selama Saya Masih Bisa

"Ya harus cukup, Rp 600.000 itu kalau di Semarang lumayan lah untuk jalan-jalan bisa, untuk makan bisa, pada waktu itu ya," lanjut Fanny yang menjadi barista dari tahun 2018 hingga 2021. 

Bagi Fanny, pengalaman sebagai barista disaat sedang dalam salah satu titik terendah hidupnya itu telah membuat dia banyak belajar mensyukuri hidup.

"Tahun 2018 itu saya merasa saya orang paling menyedihkan. Selain ditinggal bapak, ada masalah keluarga, saya enggak bisa kuliah, saya harus kerja," ungkapnya.

"Ternyata dari teman-teman yang datang (ke coffee shop), kita bertukar cerita, banyak kok yang lebih sedih, banyak yang lebih menderita, dari sana saya belajar untuk tidak mengasihani diri sendiri," lanjutnya.

Baca juga: Baru Tahu Statusnya Anak Adopsi di Usia 19 Tahun, Fanny Soegi: Saya Enggak Akan Bisa Marah

Sebelumnya, Fanny menceritakan bahwa di tahun 2018 untuk pertama kalinya, dia yang berusia 19 tahun mengetahui bahwa dia adalah anak adopsi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com