Film Pasar Setan Soroti Fenomena Kreator Konten di Era Digital

JAKARTA, KOMPAS.com - Film Pasar Setan menyoroti fenomena kreator konten di era digital.

Sutradara Wisnu Surya Pratama menyebut bahwa saat ini ada banyak konten kreator yang menghalalkan segala cara demi meraih penonton.

"Pasar Setan ini coba memotret fenomena tentang content creator yang menghalalkan segala cara dengan bikin fake content buat dapat subscriber dan rezeki," kata Wisnu dalam konferensi pers Pasar Setan, Selasa (27/2/2024).

Dalam film ini sekelompok kreator berburu konten legenda urban pasar setan yang ada di berbagai gunung di Indonesia.

Masalah mulai datang saat konten palsu dibuat demi menjaga eksistensi di dunia maya.

Baca juga: Makna Filosofis di Balik Karakter Nyi Salimah di Pasar Setan

Reaksi masyarakat yang biasa menerapkan cancel culture atau budaya penolakan terhadap kreator konten yang membuat konten palsu ditampilkan lewat ceritanya.

"Nah, itu jadi kritik di film ini sebagai fenomena sosial," ujar Wisnu.

Produser Susanti Dewi menambahkan bahwa ide menyoroti fenomena kreator konten ini selaras dengan visi IDN Pictures.

Saat ini ada banyak generasi Z yang melirik kreator konten sebagai profesi menjanjikan.

"Kami selalu mengeksplorasi hal yang dekat sama generasi Z. Kenapa? Karena IDN Pictures ingin sekali membuat produk yang bagus, tentu saja yang kita kejar, tapi juga memberi dampak positif," kata Santi.

Baca juga: Agni Pratistha Habiskan Waktu 4 Jam untuk Makeup Nyi Salimah di Pasar Setan

Film Pasar Setan merupakan produksi terbaru dari IDN Pictures.

Film ini dibintangi oleh Roy Sungkono, Audi Marissa, Shindy Huang, Pangeran Lantang, Agni Pratistha, hingga Kiki Narendra.

Film garapan sutradara Wisnu Surya Pratama ini akan tayang di bioskop mulai 29 Februari 2024.