JAKARTA, KOMPAS.com - Wregas Bhanuteja menjelaskan awal mula dirinya bisa tertarik menjadi seorang sutradara.
Semua bermula dari kompetisi film antarkelas untuk perlombaan 17 Agustus di SMP tempat Wregas sekolah.
Wregas bersama teman-temannya memutuskan untuk membuat sebuah film fiksi dengan tema korupsi.
"Akhirnya kami memutuskan untuk membuat film pendek, ceritanya tentang seorang bendahara kelas yang korupsi uang kas," kata Wregas dikutip dari JADI BEGINU, Selasa (31/10/2023).
Baca juga: Wregas Bhanuteja Punya Grup WhatsApp yang Isinya Diri Sendiri untuk Menabung Ide Kreatif
Awalnya Wregas Bhanuteja didapuk sebagai pemeran utama alias sang bendahara koruptor di film tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, Wregas banyak mengkritisi teknik pengambilan gambar dan dialog yang dipilih si sutradara.
"Sutradaraku waktu itu bete. 'Sudah, kamu ajalah sana yang garap!' Terus aku akhirnya direct. Dan di situlah aku menemukan kenikmatan berada di balik layar," kata Wregas.
Kecintaan Wregas Bhanuteja terhadap sinema semakin dalam saat sekolah membuat tugas untuk wawancara profesi seseorang.
Baca juga: Wregas Bhanuteja Gunakan Ring Light sebagai Hantu di Film Budi Pekerti
Tugas itu membawa Wregas Bhanuteja bertemu dengan seniman lukis Joko Pekik.
Saat hendak lulus SMP, Wregas kembali membuat sebuah film perpisahan sebagai tanda terima kasihnya untuk sekolah.
Memasuki masa SMA, Wregas Bhanuteja akhirnya memilih untuk mengambil ekstra kulikuler sinematografi.
Ilmunya tentang film semakin bertambah dan lengkap mulai dari pengambilan gambar, editing, hingga cara menulis cerita.
Baca juga: Wregas Bhanuteja Optimistis Budi Pekerti Bisa Tembus Box Office Indonesia
"Jadi kerjaanku waktu SMA ketika yang lain nongkrong di Burjo, aku syuting. Aku setiap hari bawa handycam ke sekolah," kenang Wregas.
Wregas Bhanuteja akhirnya mantap memilih sutradara sebagai tujuan kariernya.
Pria kelahiran 20 Oktober 1992 ini kemudian memilih untuk berkuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) demi mendalami ilmu perfilman.
IKJ membawa Wregas Bhanuteja tumbuh dan berkembang menjadi seorang sutradara muda yang kritis dan membawa karya-karya segar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.