Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru soal Koes Plus Dipenjara Orde Lama, Yok Koeswoyo: Itu Pura-pura

Kompas.com - 10/10/2023, 20:55 WIB
Andika Aditia

Penulis

KOMPAS.com – Personel Koes Plus tersisa yang masih hidup, Yok Koeswoyo membuka sebuah fakta langka yang baru terungkap berkait perjalanan band asal Tuban, Jawa Timur tersebut.

Diketahui, Koes Plus sempat masuk bui alias dipenjara oleh pemerintahan orde lama pada tahun pada 29 Juni 1965.

Tiga personel Koes Plus, yaitu Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo diperiksa lalu ditahan. Beberapa hari kemudian Nomo Koeswoyo yang baru 3 hari keluar dari penjara akibat terlibat kecelakaan jalan raya kemudian mendatangi Kejaksaan Tinggi dan menyerahkan diri. Dia juga ikut ditahan bersama ketiga saudaranya.

Koes Plus dipenjara selama tiga bulan, dan baru dibebaskan pada 27 September 1965, 3 hari sebelum peristiwa Gerakan 30 September.

Baca juga: Konspirasi Koes Plus Dipenjara demi Misi Operasi Kontra Intelijen, Yok Koeswoyo: Sekarang Saya Buka-bukaan

Namun, Yok Koeswoyo menyatakan fakta baru, dahulu personel Koes Plus dipenjara hanyalah pura-pura.

Padahal, kata Yok Koeswoyo, mereka sebenarnya tidak dipenjara.

“Dulu kita tuh pura-pura dimasukkan ke penjara tiga bulan segala macam, tidak (dipenjara),” ucap Yok Koeswoyo seperti dikutip dari tayangan program Point of View yang dipandu Azizah Hanum, Selasa (10/10/2023).

Malah, kata Yok Koeswoyo, Koes Plus justru terlibat dalam gerakan yang dibentuk oleh Presiden Pertama RI Soekarno pada saat itu.

Yok Koeswoyo melihat, Koes Plus yang sudah punya penggemar dari luar Indonesia bisa menjadi medium untuk menyuarakan semangat nasionalisme dan sebagainya.

“Jadi dulu kita itu ikut KOTI Komando Operasi Tertinggi, Bung Karno itu tidak setuju dengan segala bentuk New Imperialisme, New Kolonialisme, lah karena kita sudah punya penggemar di Malaysia, Singapura, Filipina Selatan, kita sudah mau digunakan oleh bung Karno karena kita ada di dalam KOTI, jadi KOTI kita dipakai,” tutur Yok Koeswoyo.

Baca juga: Sempat Hengkang lalu Balik Lagi ke Koes Plus, Yok Koeswoyo: Tak Terima Saudara Saya Dilempari Sepatu Saat Manggung

Tak hanya pada era orde lama, Yok Koeswoyo mengatakan, pada era orde baru yang dipimpin Presiden Kedua RI Soeharto, Koes Plus juga masih terlibat dalam gerakan yang dibuat pemerintah.

Tak jauh berbeda seperti saat orde lama, Yok Koeswoyo menyebut, Koes Plus masih menjadi medium untuk menyuarakan semangat nasionalisme kebangsaan.

“Zamannya Pak Harto kita masih, tapi kita ini tutup mulut kalau kita ini ada bagian dari pemerintah, akhirnya kita ini dikirim ke Timor Leste agar menjadi bagian dari Indonesia, makanya waktu Timor Leste lepas dari Indonesia saya sakit hati,” ucap Yok Koeswoyo.

Ada pun, Pada kurun 1960-1965, Soekarno gencar mengampanyekan untuk merebut Irian (kini Papua) dari Belanda dan menentang pembentukan negara Federasi Malaysia oleh Inggris yang didukung Amerika Serikat.

Politik konfrontasi yang dilancarkan Presiden Soekarno terhadap Blok Barat yang dianggap ingin menghidupkan Neokolonialisme dan Neoimperialisme turut menyeret seniman dan musisi ke dalamnya.

Baca juga: Kabar Terbaru Yok Koeswoyo, Personel Koes Bersaudara dan Koes Plus yang Tersisa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com