BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Baygon

Kasus DBD Masih Tinggi, Pandawara Group Ajak Masyarakat Putus Rantai Penyebarannya

Kompas.com - 31/08/2023, 21:00 WIB
Anissa DW,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di tengah cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti kembali marak terjadi.

Berdasarkan laporan Informasi Dengue 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Rabu (23/8/2023), angka penyakit DBD hingga minggu ke-33 2023 mencapai 57.884 kasus. Sementara itu, angka kematian akibat DBD mencapai 422 kasus di seluruh Indonesia.

Adapun Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), menjadi kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi, yakni 1.281 kasus. Kemudian, diikuti oleh Kota Denpasar dengan 1.262 kasus, Kota Bekasi sebanyak 947 kasus, Kabupaten Badung 932 kasus, dan Kabupaten Bogor 888 kasus.

Diberitakan Kompas.com, Senin (12/6/2023), Kemenkes menilai bahwa salah satu penyebab tingginya kasus DBD di Indonesia belakangan ini adalah fenomena El Nino.

Sebagai informasi, El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Fenomena ini menyebabkan kekeringan dan curah hujan rendah di beberapa wilayah.

Baca juga: Kemenkes Sebut Fenomena El Nino Pengaruhi Tingginya Kasus DBD di Indonesia

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menjelaskan, suhu yang makin hangat akibat fenomena El Nino membuat nyamuk Aedes aegypti semakin ganas. Pasalnya, ketika suhu mencapai di atas 30 derajat Celcius, frekuensi gigitan nyamuk akan meningkat 3-5 kali lipat.

Di sisi lain, katanya, curah hujan minim membuat genangan air dari hujan yang terjadi sebelumnya tidak dapat digantikan. Alhasil, tempat-tempat yang berpotensi menampung air, seperti ban dan kaleng bekas, menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab DBD.

Kondisi tersebut menimbulkan keresahan dan kekhawatiran berbagai kalangan, terutama terkait kesehatan keluarga di rumah.

Pandawara Group jadi Dengue Patrol

Keresahan yang sama juga dirasakan oleh Pandawara Group. Lima sekawan yang terdiri dari Rafly Pasya, Agung Permana, Rifki Sa'dulah, Muchamad Ikhsan, dan Gilang Rahma itu pun berinisiatif untuk bergerak membasmi kasus DBD di Indonesia.

Melalui unggahan di akun TikTok @pandawaragroup, Pandawara Group berkolaborasi dengan Baygon mengajak mengajak masyarakat untuk menjadi “Dengue Patrol”.

Pada kampanye tersebut, Pandawara Group akan mengunjungi beberapa daerah untuk melakukan aksi bersih-bersih lingkungan guna membasmi dan memutus rantai utama penyebaran nyamuk DBD.

Baca juga: Pandawara Group Terus Putar Otak untuk Sadarkan Warga soal Kebersihan Lingkungan

Pada akhir video TikTok tersebut, Pandawara Group meminta saran kepada pengikutnya tentang daerah mana yang harus didatangi untuk membantu membasmi nyamuk penyebab DBD.

Pandawara Group melakukan aksi bersih-bersih lingkungan dan penyemprotan nyamuk dengan Baygon Aerosol di kawasan permukiman di wilayah Bandung Selatan, Jawa Barat, Minggu (27/8/2023). Pandawara Group Pandawara Group melakukan aksi bersih-bersih lingkungan dan penyemprotan nyamuk dengan Baygon Aerosol di kawasan permukiman di wilayah Bandung Selatan, Jawa Barat, Minggu (27/8/2023).

Unggahan tersebut pun disambut antusiasme warganet. Mereka menunjukkan dukungan dengan menyarankan daerah mana yang patut dikunjungi Pandawara Group pada kolom komentar.

Berdasarkan permintaan warganet itu, Pandawara Group memilih wilayah Bandung Selatan, Jabar, sebagai daerah pertama yang mereka kunjungi bersama Baygon.

Pada unggahan video di akun TikTok-nya pada Minggu (27/8/2023), tampak Pandawara Group tengah menyemprot beberapa sudut di kawasan permukiman di salah satu wilayah Bandung Selatan dengan Baygon.

Membasmi nyamuk penyebab DBD di rumah

Seperti Pandawara Group, kamu juga bisa ikut membasmi nyamuk DBD dengan menjadi Dengue Patrol di rumah.

Salah satu langkah sederhana yang bisa kamu lakukan adalah dengan menerapkan prinsip 3M, yaitu menguras penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, serta memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan upaya tambahan untuk mencegah perkembangbiakan serta gigitan nyamuk di sekitar rumah.

Pandawara Group melakukan aksi bersih-bersih lingkungan dan penyemprotan nyamuk dengan Baygon Aerosol di kawasan permukiman di wilayah Bandung Selatan, Jawa Barat, Minggu (27/8/2023). Pandawara Group Pandawara Group melakukan aksi bersih-bersih lingkungan dan penyemprotan nyamuk dengan Baygon Aerosol di kawasan permukiman di wilayah Bandung Selatan, Jawa Barat, Minggu (27/8/2023).

Pertama, menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti serai, kemangi, dan lavender. Kedua, memelihara ikan pemakan jentik. Ketiga, menggunakan obat antinyamuk, seperti semprotan aerosol.

Salah satu obat antinyamuk aerosol yang dapat membantu membasmi nyamuk penyebab DBD adalah Baygon Aerosol. Pasalnya, semprotan aerosol ini dilengkapi formula terobosan yang dapat melumpuhkan dan membunuh nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengan cepat dalam 5 detik saja.

Baca juga: Kenali Prinsip 3M Plus untuk Cegah Demam Berdarah Dengue

Formula Baygon Aerosol pun dapat memberikan perlindungan dari nyamuk selama 16 jam. Bahkan, obat antinyamuk aerosol ini dapat membunuh dengan cepat nyamuk yang berada di tempat tersembunyi.

Tak hanya membasmi nyamuk Aedes aegypti, Baygon Aerosol juga ampuh membasmi kecoa, lalat, dan semut dalam ruangan.

Baygon Aerosol hadir dengan banyak varian aroma, antara lain Baygon Aerosol Flower Garden, Baygon Aerosol Citrus Fresh, Baygon Aerosol Japanese Peach, Baygon Aerosol Zen Garden, Baygon Aerosol Cherry Blossom, dan Baygon Aerosol Lavender.

Dengan menerapkan prinsip 3M dan menggunakan Baygon Aerosol sebagai obat antinyamuk, kamu bisa menjadi bagian dari Dengue Patrol dan membantu mencegah kasus DBD di rumah, seperti yang dilakukan Pandawara Group.

Baca tentang

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com