Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikenal Pintar, Maudy Ayunda Ungkap Tak Pernah Ada Tekanan Orangtua dalam Hal Pendidikan

Kompas.com - 03/07/2023, 08:55 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Lulus dari Oxford dan Stanford University, Maudy Ayunda selalu jadi salah satu contoh selebritas yang sukses dalam dunia pendidikan.

Memiliki latar belakang pendidikan yang memukau, Maudy mengakui bahwa kedua orangtuanya tak pernah menekan dia untuk belajar.

"Di aspek pendidikan, orangtuaku enggak pernah pressure dan melakukan helicopter parenting," kata Maudy dikutip dari YouTube Puella.

"Orangtuaku lebih memperhatikan pada karakter, gimana di depan orang lain. Tapi kalau pendidikan, jujur enggak, konsep kesuksesan juga enggak terlalu ditekankan," sambungnya.

Baca juga: Maudy Ayunda Akui Pernah Takut Menikah Sebelum Bertemu Jesse Choi

Namun ternyata, sikap orangtuanya yang tak menekan atau mengontrol pendidikan Maudy, justru membuatnya lebih merasa mencintai dunia pendidikan.

"Mungkin karena itu, aku merasa dunia akademis, dunia sekolah itu menjadi dunia milik aku sendiri," ucap Maudy.

"Karena enggak terlalu dipaksa, enggak terlalu dikekang. Jadinya It's my playground, kalau misal aku dapat nilai bagus, aku benar-benar ambil pujiannya," imbuhnya.

Baca juga: Respons Najwa Shihab Saat Maudy Ayunda Mengaku Bucin pada Pasangan

Dengan merasa memiliki dunia pendidikan karena tak pernah ada rasa dikekang atau diatur, membuat Maudy bebas menjelajahi dunia itu sendirian.

"Itu ruang aku merasa kepemilikan yang sangat tinggi. Karena kepemilikan itu malah menurut aku jadi self sustainable aja dalam hal motivasi atau apapun itu," tutur Maudy.

"Aku punya sistem insentif sendiri yang bukan dari orangtua," sambungnya.

Sementara ketika ada tekanan atau kontrol dari orangtua terkait pendidikan, justru akan membuat anak mencari validasi eksternal.

"Kalau orangtua punya helicopter approach, anak mengasosiasikan belajar dengan proses mencari validasi eksternal," ucap Maudy.

"Kayak, kalau dapat nilai A, orangtua akan jadi lebih sayang, atau beliin hadiah, mainan, itu sebenarnya not the point, karena kita pengin anak-anak membangun rasa mencintai proses belajar," lanjutnya.

Menarik kesimpulan dari ucapan Maudy, Cinta kemudian mengatakan bahwa dari pendidikan itu anak seharusnya dapat belajar menghargai proses, bukan fokus pada hasil.

"Penting dalam budaya kita, orangtua mulai sadar bahwa saat anak mulai bisa mengapresiasi proses belajar itu akan lebih bermakna dan bervalue," kata Cinta Laura.

"Karena yang penting adalah proses belajar, bukan hasilnya," imbuh Cinta.

Melansir dari Parents, helicopter parenting mengacu pada gaya orang tua yang terlalu fokus pada anak-anak mereka menurut Carolyn Daitch, Ph.D., direktur Pusat Perawatan Gangguan Kecemasan di dekat Detroit dan penulis Anxiety Disorders: The Go-To Guide.

Mereka biasanya mengambil terlalu banyak tanggung jawab atas pengalaman anak-anak mereka dan, khususnya, keberhasilan atau kegagalan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com