JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah tereliminasi di babak Top 12 Indonesian Idol X pada akhir 2019, Keisya Levronka mantap meniti karier di dunia musik.
Bukan hal mudah bagi Keisya ketika mengawali langkahnya menjadi penyanyi profesional. Dia pernah menghadapi kritik tajam bahkan bullying dengan lagunya yang viral, "Tak Ingin Usai".
Kini Keisya akhirnya merilis album perdananya, Levronka, serta menceritakan jatuh bangunnya.
"Aku orangnya go with the flow aja. 'Oke arusnya lagi ke sini nih enggak apa-apa, mau seburuk atau sebaik apa pun oke'. Kita enggak ada yang tahu kan arus ini ngarah ke mana, ke benuakah atau ke sungai atau ke danau," ucap Keisya Levronka saat konferensi pers di Jakarta Aquarium, Jakarta Barat, Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Keisya Levronka Gambarkan Perjalanan Karier seperti Air
"Sama kayak perjalanan kita enggak ada yang tahu dibawa ke mana," imbuhnya
Konsep air juga dipakai untuk pemotretan foto sampul album perdananya, Levronka.
Keisya mengatakan, album perdananya ini sangat personal.
"Aku ingin album pertama ini sangat dekat dengan aku," ucapnya.
Ia memakai warna biru di box set albumnya karena menyukai warna tersebut. Jenis tulisan judul di albumnya bernuansa aksara Jawa, sesuai dengan akar budayanya.
Baca juga: Keisya Levronka Rilis Album Perdana, Sebut Sangat Personal
Album tersebut berisi dua lagu baru dan enam single yang telah dirilis sebelumnya. Salah satu lagu baru tersebut adalah "Better On My Own" yang lirikya berbahasa Inggris.
Usai konferensi pers Keisya menghibur awak media dengan bernyanyi.
Saat hendak menyanyikan lagu "Tak Ingin Usai", Keisya menangis. Seperti diketahui, pada Juni tahun 2022 Keisya sempat dicibir karena gagal mencapai nada tinggi di lagu tersebut.
"Huh mau nangis ha ha ha sudah nangis," ucap Keisya Levronka sambil menghela napas.
Baca juga: Ingat Di-bully, Keisya Levronka Menangis Saat Hendak Nyanyikan Tak Ingin Usai
Keisya berujar, ia bertahan dari bullying memborbardir dirinya tahun lalu dan akhirnya bisa merilis album perdana.
"Bayangin aja (umur) 19 tahun, di-bully satu dunia, bukan satu kota ya, bukan di sekolah doang. Ini kayak satu Indonesia, satu dunia," ujarnya.