CEO Agensi Lee Seung Gi Diduga Pakai Obat-obatan Secara Ilegal

KOMPAS.com - CEO agensi Hook Entertainment Kwon Jin Young kembali menuai kontroversi terkait dugaan penggunaan obat secara ilegal.

CEO dari agensi aktor Lee Seung Gi tersebut diduga mendapat obat lewat bantuan karyawannya.

Dilaporkan SBS yang diwartakan kembali oleh Allkpop, Kamis (8/12/2022), CEO Kwon Jin Young diduga menggunakan obat psikotropika yang harus didapatkan dengan resep.

Baca juga: Alasan Youn Yuh Jung Hengkang dari Hook Entertainment

Penggunaan obat itu dimulai dari Juni 2020 hingga Juni 2022 atau selama 2 tahun.

Dia mendapatkan obat-obatan tersebut dari rumah sakit universitas di Seoul atau pun pusat rehabilitasi di Bundang, provinsi Gyeonggi.

Adapun selama kurun waktu tersebut, pemerintah Korea memang melonggarkan aturan mengenai pengambilan obat psikotropika karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Youn Yuh Jung Tinggalkan Hook Entertainment

Kwon Jin Young diduga memanfaatkan waktu tersebut untuk mendapatkan obat-obatan.

Namun, peraturan tersebut sebenarnya sudah kembali diperketat pada November 2021.

SBS menampilkan satu pesan yang dikirim oleh seorang karyawan kepada CEO Kwon Jin Young pada 14 Januari 2022.

Pesan itu berbunyi kalau karwayan tersebut telah menerima resep dari rumah sakit unversitas pada 20 Desember untuk 28 hari.

Baca juga: Buntut Permasalahan Bayaran, Lee Seung Gi Minta Hook Entertainment Akhiri Kontrak dengannya

"Hari ini harusnya sudah hari ke-26, jadi aku tak dapat meminta isi ulang secara elektronik hingga Senin depan, tanggal 17," bunyi isi pesan.

"Selain itu, karena revisi aturan ketat terkait obat psikotropika, aku mengetahui baru-baru ini isi ulang elektronik untuk obat psikotropika sudah dilarang. Aku minta maaf karena tak segera mengabari lebih awal. Aku pastikan tak terjadi hal serupa kedepannya," sambung si karyawan.

Jika dugaan pemesan obat psikotropika benar, Kwon Jin Young dapat menerima hukuman karena melanggar peraturan.

Namun, perwakilan hukum dari CEO Kwon membantah segala tuduhan mengenai penyalahgunaan aturan terkait obat-obatan tersebut.