Monty Tiwa Butuh Waktu 13 Tahun untuk Bisa Merilis Keramat 2: Caruban Larang

JAKARTA, KOMPAS.com- Sekuel film Keramat yang berjudul Keramat 2: Caruban Larang karya sutradara Monty Tiwa akhirnya akan tayang di bioskop pada 24 November 2022.

Sutradara Monty Tiwa mengaku butuh waktu 13 tahun untuk kembali melanjutkan film Keramat yang sebelumnya tayang pada 2009.

“Butuh 13 tahun untuk bisa memulai lagi Keramat 2 ini,” kata Monty Tiwa dalam jumpa pers di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Lutesha Latihan Rapal Mantra demi Keramat 2: Caruban Larang

Monty Tiwa juga mengaku kesulitan mencari pemain untuk sekuel film Keramat.

Mengingat mental yang kuat dibutuhkan dalam film karya rumah produksi Starvision Plus ini.

“Selain dari tingkat kesulitan pembuatannya, sebetulnya yang lebih penting adalah materi pemain. Karena dengan pengkondisian mental yang harus dalam kondisi paling tertekan dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan besok hari, itu dibutuhkan pemain-pemain yang spesifik ya,” tutur Monty Tiwa lagi.

Baca juga: Alasan Keanu Agl Terima Tawaran Main Film Keramat 2: Caruban Larang

Lebih lanjut Monty Tiwa bersyukur kembali menemukan aktor yang bisa terlibat dalam film ini.

“Tapi akhirnya terkumpul di sini yang bersedia membantu kita dan saya yakin mentalnya kuat buat Keramat karena maaf ya semua. Jadi nanti semua teriakan, tangis, air mata yang teman-teman akan lihat, itu asli ya mereka nangis, teriak ya teriak, takut, karena mental mereka sudah dikondisikan sebelumnya,” ucap Monty lagi.

“Jadi sebenernya (film) Keramat ini sudah mengarah ke sekte dan ini adalah pemain pemain tangguh yang berjasa menghadirkan lagi Keramat 2,” lanjut Monty Tiwa.

Baca juga: Keanu Agl Debut di Film Keramat 2: Caruban Larang: Aktingnya Pakai Hati

Film Keramat 2: Caruban Larang dibintangi oleh Arla Ailani, Umay Shahab, Ajil Ditto, Lutesha, Keanu Agl dan masih banyak lagi.

Film Keramat 2: Caruban Larang mengisahkan beberapa anak muda yang berangkat dari Jakarta menuju Cirebon dengan tujuan yang berbeda.

Ada yang ingin menyelesaikan tugas akhir, membuat film dokumenter, hingga konten horor.

Di awal perjalanan beberapa anak muda tersebut tampak bahagia dan senang.

Namun situasi menjadi mencekam ketika mereka melakukan kesalahan dengan merekam suatu kejadian.