Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Layar Film Before, Now & Then, Happy Salma dan Ibnu Jamil Kesulitan Berbahasa Sunda

Kompas.com - 19/08/2022, 11:42 WIB
Vincentius Mario,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Film Before, Now & Then (Nana) sudah ditayangkan sejak 1 Agustus 2022 di Prime Video.

Berlatar Jawa Barat 1960, film Before, Now & Then (Nana) merupakan adaptasi novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran.

Film yang sepenuhnya berbahasa Sunda itu bercerita tentang kehidupan sosok Raden Nana Sunani, ibu dari Executive Producer Jais Darga.

Ada berbagai kesulitan di balik layar yang dirasakan oleh para pemain seperti Happy Salma hingga Ibnu Jamil. Berikut rangkuman Kompas.com:

Baca juga: Tantangan Ibnu Jamil di Before, Now & Then (Nana), Bahasa Sunda dan Hawa Dingin

1. Happy Salma sulit berbahasa Sunda

Aktris Happy Salma memerankan karakter utama bernama Nana.

Ada perbedaan besar antara bahasa Sunda dalam film dan yang Happy Salma gunakan saat kecil di Sukabumi pada 1990-an.

"Tantangannya saya pikir karena saya lahir di Sukabumi dan besar di sana, ah bahasa Sunda gampang. Ternyata ada mentor yang menjaga cara berbahasa (Sunda). Ada jarak antara Sunda 1990-an yang saya pakai dan Sunda 1960-an dalam film," tutur Happy Salma saat ditemui dalam acara movie screening di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2022).

Aktris berusia 42 tahun itu sering menemukan perbedaan pelafalan hingga arti kata dalam bahasa Sunda di dua era tersebut.

Baca juga: Before, Now & Then Masuk Rekor Muri sebagai Film Berbahasa Sunda Pertama di Indonesia

"Tantangannya, saya mengukur saya dengan akar budaya saya. Kayaknya menurut bahasa Sunda saya artinya ini, ternyata beda. Itu tantangan besar," ucap Happy Salma.

2. Dua kesulitan Ibnu Jamil

Ibnu Jamil, sebagai pemeran tokoh Icang, juga mengakui ada tantangan membintangi film karya Kamila Andini tersebut.

"Terus karena saya dari suku Betawi, Sunda bukan enggak ngerti banget, tapi cuma sedikit, di permukaan aja. Apalagi ini setting 1960-an itu bahasa Sunda-nya beda lagi," kata Ibnu.

Meski begitu, suami dari Ririn Ekawati itu bersyukur karena didukung oleh mentor bahasa Sunda dalam proses produksi film itu.

Baca juga: Ifa Isfansyah Bawa Latar Sunda Tahun 1960 ke Film Before, Now & Then (Nana)

Selain kesulitan berbahasa Sunda, Ibnu Jamil mengaku kedinginan saat ikut syuting di kawasan Ciwidey, Jawa Barat.

"Selain kesulitan bahasa, cuaca di lokasi syuting, wah dingin banget itu Ciwidey. Pas hari pertama syuting saya pakai tiga selimut enggak mempan," tutur Ibnu Jamil.

3. Bawa latar Sunda 1960-an

Produser Ifa Isfansyah menyebut ada beberapa upaya yang dia lakukan untuk membawa suasana Jawa Barat 1960 ke dalam film tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com