Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
 Jimmy S Harianto
Wartawan

Wartawan Kompas 1975-2012, tinggal di Jakarta | Penikmat Musik dan Benda Seni

Denny Caknan dan Kisah Kartonyono Medot Janji...

Kompas.com - 18/05/2020, 08:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KARTONYONO hanyalah sebuah perempatan di jantung kota Ngawi, Jawa Timur, kota kelahiran si penyanyi Denny Caknan (24) yang juga kota tempat tinggal penyanyi asal Solo, Didi Kempot.

Tetapi bagi pendengar musik muda, Kartonyono adalah sebuah judul lagu yang sungguh viral di YouTube dalam setahun terakhir ini.

Sampai hari ini, 17 Mei 2020, Kartonyono Medot Janji yang dinyanyikan dan diciptakan pemuda Ngawi ini sudah disaksikan lebih dari 140 juta, tepatnya 140.855.384 penonton dari sejak lagu itu dirilis si pemilik lagu, Denny Caknan pada 5 Mei 2019.

Salah satu konser fenomenal mantan pegawai Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Ngawi, yang berhenti kerja lantaran ingin fokus nyanyi ini, tidak salah lagi adalah pada pentas penutupan Fix Fun Fest 2019 di Sleman City Hall (SCH), Yogyakarta, Minggu (29/09/2019).

Sekitar 20.000 pengunjung SCH sontak gegap gempita menyanyi bareng “Kartonyono Medot Janji”.

Lagu ini sungguh menarik. Mengaku terinspirasi sang maestro campursari, Didi Kempot, Denny Caknan pun mengarang lagu “patah hati tanpa kudu menangisi” yang kemudian jadi viral di YouTube, Kartonyono Medot Janji (Kartonyono Memutus Janji).

Loro ati tak mbarno, tak nggo latihan.

(Sakit hati ini aku biarkan, untuk latihan). 

Sok nek wes oleh gantimu, wes ra kajok aku, mergo wes tau, wes tau jeru….

(Nanti, kalau sudah dapat gantimu, aku sudah tidak kaget, karena sudah pernah, sudah pernah luka dalam).

Baca juga: Bob Dylan dan Didi Kempot

Memang, bahasa Jawa anak muda warga Jalan Basuki Rahmat, Karanggeneng, Ngawi yang pernah jadi tukang sapu jalan dari Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Ngawi ini, tidak seindah bahasa Jawa kromo. Namun, lebih memilih syair sederhana yang pada umumnya juga ditemui pada lagu-lagu Didi Kempot.

Para penonton yang menikmati konser Denny Caknan di Sleman City Hall. YOUTUBE/DENNY CAKNAN Para penonton yang menikmati konser Denny Caknan di Sleman City Hall.
Meski demikian, ungkapan-ungkapan Denny Caknan dalam lirik lagu-lagu ciptaannya mengena bagi mereka, anak-anak muda bercinta yang pernah dilukai hati atau diingkari janji.

Dari sepak terjangnya dalam setahun terakhir, Denny Caknan, berbakat mengisi kesedihan hati para “Sobat Ambyar”, para penggemar Didi Kempot yang ditinggal Gustinya, Gustine Wong Ambyar, belum dua pekan ini.

Selain memang pernah diajak menyanyi sepanggung bareng Didi Kempot di pentas Pati, Jawa Tengah (Januari 2020) pada lagu fenomenal sang maestro, Pamer Bojo, Denny Caknan ini juga sudah memiliki banyak penggemar.

Mereka selalu siap hafal menyanyikan lagu-lagunya jika ia berpentas. Seperti terjadi di Sleman City Hall akhir September 2019 itu.

Baca juga: 4 Lagu Baru Mendiang Didi Kempot Dirilis Sekaligus

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com