Raffi Ahmad: Kalau Salah Harus Terima Konsekuensinya

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembawa acara Raffi Ahmad telah menganggap Brigjen Polisi Atrial Tanjung seperti ayah sendiri.

Perwira polisi itulah yang menolongnya ketika Raffi ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2013.

"Saya panggilnya papa. Dulu waktu kena kasus BNN yang nangkap atasannya Papa Tria, namanya silaturahmi hubungan harus dijaga," kata Raffi dalam akun media sosialnya @raffinagita1717 tentang pertemuannya dengan Atrial belum lama ini.

"Selama waktu dalam BNN, beliau (Atrial) sosok yang tegas, kalau memang salah aku dimarahin. Tapi justru hubungan kita jadi lebih dekat, kayak ayah ke anak, dan banyak dapat masukan dari beliau," kata artis berusia 32 tahun ini.

Baca juga: Termenung di Depan Ruang Polisi, Raffi Ahmad: Karier Saya Hancur

Karena itu, Raffi tak melihat pentingnya membenci orang yang pernah terlibat dengan masa lalunya yang kelam.

"Ditangkap polisi ada stigma polisi kejam, memang kalau kita salah harus terima konsekuensinya. Tetapi sebenarnya secara individual, secara hati nurani, polisi juga manusia, pelajaran buat semua," kata Raffi.

Pria kelahiran 17 Februari 1987 itu masih ingat pesan yang disampaikan Atrial bertahun-tahun lalu.

Baca juga: Pernah Terjerat Narkoba, Raffi Ahmad Menangis Saat Dimasukkan ke Sel

"Kalau kena musibah bukan akhir segalanya, tapi titik baru untuk jadi lebih baik lagi," kata Raffi menirukan pesan Atrial.

Mengingat kasus Raffi Ahmad yang terlibat narkoba di usia muda, Atrial memberikan pesan pada generasi muda agar pintar-pintar memilih teman.

"Untuk adik-adik generasi millennial jangan coba-coba narkotika, jauhi! Akan hilang masa depanmu, jangan sampai tergoda. Ingat narkoba itu dari lingkungan, pilihlah teman yang baik. Kalau teman-teman enggak baik, tinggalkan," pesan Atrial.

Baca juga: Reaksi Raffi Ahmad dan Nagita Slavina soal Video Syur