NANNING, KOMPAS.com - Seorang ABG di China tak dapat menggerakkan lengan dan tangan kirinya setelah bermain game online di komputer terus menerus selama sebulan.
Remaja laki-laki berusia 15 tahun yang dipanggil Xiaobin itu, memainkan video game 22 jam sehari selama lockdown virus corona, kata ibunya.
Dilansir dari Daily Mail Kamis (9/7/2020), Xiaobin dilarikan ke rumah sakit Kota Nanning setelah pingsan di rumahnya.
Baca juga: Viral Game Social Distancing di Tokyo, Gubernur Bisa Terbang
Berita tentang Xiaobin terungkap setelah Nanning Television memberitakan remaja itu sudah dirawat di Rumah Sakit Jiangbin, Provinsi Guangxi.
Siswa kelas 9 itu tinggal di rumah sejak Februari, setelah sekolah-sekolah di seluruh China ditutup karena wabah virus corona.
Ibu Xiaobin mengungkapkan, putranya menghabiskan sebagian besar waktu di kamarnya selama sekolah ditutup.
Ketika orangtuanya bertanya apa yang dia lakukan, Xiaobin menjawab dia menghadiri kelas online.
Baca juga: Game Edukasi KBRI London Ajarkan Anak-anak WNI Makna Berbagi
Ibunda Xiaobin menerangkan ke para wartawan, "Dia menutup jendela dan mengunci pintu. Kami tidak tahu apa yang dilakukannya di sana."
Sang ibu kemudian memergoki Xiaobin telah bermain game komputer tanpa henti selama 22 jam sehari.
"Saya melihat percakapan online dengan teman-temannya. Dia mengatakan tidak cukup istirahat dan tidur paling lama 2 jam sehari."
Xiaobin lalu dilarikan ke rumah sakit Nanning pada Maret setelah pingsan di rumahnya.
Xiaobin didiagnosis menderita stroke otak setelah menjalani CT scan. Dia juga tak bisa merasakan lengan serta tangan kirinya.
Baca juga: Bak Adegan Video Game, Warga Moskwa Saksikan Baku Tembak Pakai AK-47 di Siang Bolong
Dr Li seorang spesialis otak di rumah sakit mengatakan, kondisi remaja lelaki itu disebabkan oleh gaya hidupnya yang tidak sehat karena bermain game komputer dan begadang.
Kepada media lokal ia menerangkan, "Alasan utamanya adalah pola tidur dan makannya tidak teratur karena dia tidak sekolah. Orangtua juga terlalu menoleransi perilakunya."
"Kurangnya gizi dan istirahat telah menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otaknya dan menyebabkan stroke otak," lanjut Dr Li dikutip dari Daily Mail.