Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2024, 08:40 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Tersiar klaim bahwa Organisasi Kesehatan Dunia membuat perjanjian terkait pandemi atau WHO Pandemic Treaty yang membahayakan sektor kesehatan di Indonesia.

Perjanjian tersebut akan ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia pada 27 Mei 2024.

Salah satu ketentuan yang diatur, yakni penerapan denda Rp 500 juta pada pengobatan alternatif, seperti konsumsi jamu dan obat herbal atau tradisional.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi bahwa WHO menerapkan denda Rp 500 juta pada pengobatan alternatif disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

Pengunggah menyertakan video wawancara purnawirawan polisi Dharma Pongrekun bersama TV One.

Dharma mengatakan, jika Indonesia menandatangani WHO Pandemic Treaty, maka akan ada penerapan denda bagi masyarakat yang mengonsumsi obat herbal. 

Bahkan, kata dia, ketentuan itu sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

"Contoh yang paling gampang ya, kalau Mbak lagi tidak enak badan lalu minum jamu itu enggak boleh. Itu pelanggaran dan akan didenda Rp 500 juta," ujar Dharma.

Sementara, berikut ini narasi yang ditulis salah satu akun, pada Selasa (21/5/2024):

Masalahnya jika Tanggal 27 Mei 2024 WHO Pandemy Treaty di tandatangani oleh Pejabat Indonesia
Herbal, bekam, pijat, pengobatan alami, di larang. Di anggap melanggar hukum Bisa di penjara atau denda Rp 500 juta Tidak bisa menolak vaksinasi, kalau menolak masuk penjara atau denda Rp 500 juta Berlaku 30 hari setelah penandatanganan WHO Pandemy Treaty
Jadi kedaulatan kesehatan Rakyat Indonesia sudah tidak ada lagi
Semua hanya atas instruksi WHO, jika sakit di rawat di rumah , ketahuan oleh aparat, maka akan di ambil paksa di bawa ke RS, dan dilakukan pengobatan cara WHO
Ini yg jadi masalah besar, rakyat Indonesia dalam pembunuhan secara sistematis. Sudah ada beberapa Negara yg menolak WPT ini Jepang, Rusia, Selandia Baru, Inggris sudah menolak Tinggal sebentar lagi tgl 27 Mei
Harusnya kita bersama menolak, kalau tidak banyak yg menolak , Bakal di tandatangani pejabat pro WHO.
Ayo bantu share, rakyat wajib tolak!!!

Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Selasa (21/5/2024), mengenai WHO akan mendenda Rp 500 juta untuk konsumsi jamu dan obat herbal.akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Selasa (21/5/2024), mengenai WHO akan mendenda Rp 500 juta untuk konsumsi jamu dan obat herbal.

Penelusuran Kompas.com

Video wawancara Dharma Pongrekun diunggah di kanal YouTube TV One, pada 17 Mei 2024. Ia diwawancarai karena berencana mendaftar sebagai calon gubernur melalui jalur independen pada Pilkada Jakarta.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania membantah soal penerapan denda pada pengonsumsian jamu dan obat herbal.

"Kenyataannya itu sama sekali tidak benar ya," kata Inggrid kepada Kompas.com, Rabu (22/5/2024).

"Justru di Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 secara eksplisit menuliskan, yang intinya mendorong pengembangan, penelitian, dan pemanfaatan obat bahan alami yang terdiri dari jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka," kata dia.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Foto Zelensky dan Istrinya Berpose dengan Tumpukan Uang

[VIDEO] Manipulasi Foto Zelensky dan Istrinya Berpose dengan Tumpukan Uang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Turis Meksiko Tembak Polisi Saat Ditilang

[HOAKS] Turis Meksiko Tembak Polisi Saat Ditilang

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Berita Kedatangan Transmigran ke Aceh Disebarkan dengan Konteks Keliru

[VIDEO] Berita Kedatangan Transmigran ke Aceh Disebarkan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Mayones Real Gayo Bernuansa Pelangi, Simak Faktanya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Mayones Real Gayo Bernuansa Pelangi, Simak Faktanya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Ada Kota Tersembunyi di Antarktika? Cek Faktanya

INFOGRAFIK: Benarkah Ada Kota Tersembunyi di Antarktika? Cek Faktanya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pisang Somalia Mengandung Cacing yang Sebabkan Kematian

[HOAKS] Pisang Somalia Mengandung Cacing yang Sebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
Video Suara Azan Terdengar di Luar Angkasa Hasil Manipulasi

Video Suara Azan Terdengar di Luar Angkasa Hasil Manipulasi

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Mundur dari Kabinet

[VIDEO] Beredar Hoaks Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Mundur dari Kabinet

Hoaks atau Fakta
Menilik Bahaya Hoaks soal Obat-obatan dan Cara Melawannya...

Menilik Bahaya Hoaks soal Obat-obatan dan Cara Melawannya...

Data dan Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Akad Nikah Hanya Bisa di Hari dan Jam Kerja, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Akad Nikah Hanya Bisa di Hari dan Jam Kerja, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Gambar Tempat Parkir dengan Taman di Atap Berada di China, Bukan Jepang

[KLARIFIKASI] Gambar Tempat Parkir dengan Taman di Atap Berada di China, Bukan Jepang

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Prabowo Sebut Uang Kuliah Sebelum 1998 Terjangkau Rakyat Kecil

CEK FAKTA: Prabowo Sebut Uang Kuliah Sebelum 1998 Terjangkau Rakyat Kecil

Hoaks atau Fakta
Penerbitan Perdana Komik Strip Garfield pada 19 Juni 1978

Penerbitan Perdana Komik Strip Garfield pada 19 Juni 1978

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] YouTube Tidak Putar Ulang Iklan jika Pengguna Alihkan Pandangan

[KLARIFIKASI] YouTube Tidak Putar Ulang Iklan jika Pengguna Alihkan Pandangan

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Indonesia Telah Melampaui Target Penurunan Emisi Karbon?

CEK FAKTA: Benarkah Indonesia Telah Melampaui Target Penurunan Emisi Karbon?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com