KOMPAS.com - Sepanjang pekan lalu, Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sejumlah informasi keliru terkait bencana.
Contohnya, informasi keliru soal pertanda terbentuknya kembali Selat Muria saat Demak, Jawa Tengah dilanda banjir pada Rabu (20/3/2024).
Video salah konteks juga beredar usai gempa bumi yang melanda Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (22/3/2024).
Ada pula misinformasi mengenai penyebab mahalnya harga beras dan kerusuhan di pertambangan tak luput dari kekeliruan informasi.
Simak rangkuman penelusuran berikut untuk mengidentifikasi hoaks atau fakta.
Tersiar narasi bahwa banjir Demak merupakan pertanda terbentuknya Selat Muria. Selat ini memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria pada zaman Kerajaan Demak.
Sekitar tahun 1657 endapan sungai yang bermuara sampai ke laut membuat selat semakin dangkal dan akhirnya menghilang.
Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Salahuddin Husein mengatakan, pembentukan selat memerlukan proses geologis berupa pembentukan cekungan laut yang memakan waktu jutaan tahun.
Secara teknis, menurut Salahuddin, indikasi awal proses tektonis pembentukan selat masih belum terlihat.
Sementara, erosi yang selama ini terjadi justru membuat garis pantai pesisir Demak dan sekitarnya bergerak maju.
Fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.
Sebuah video menampilkan aspal retak dan rumah roboh yang diklaim sebagai dampak gempa Tuban.
Namun dari hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video disebarkan dengan konteks keliru.
Video itu merupakan dampak gempa yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada 2022.
Video Ketua Komisi IV DPR Sudin yang bicara soal ekspor beras disebarkan dengan konteks keliru.