KOMPAS.com - Beragam informasi keliru mengenai bentrok antar-kelompok massa di Bitung, Sulawesi Utara yang terjadi pada Sabtu (25/11/2023), mulai muncul di media sosial.
Menanggapi itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengingatkan masyarakat untuk tidak terhasut hoaks dan kabar bohong terkait peristiwa di Bitung.
"Kami mengimbau kepada seluruh warga bangsa agar menggunakan semua platform digital dengan bijak," kata Budi Arie, seperti diberitakan Antara pada Sabtu.
"Mari wujudkan Indonesia yang damai dan bermartabat," ucapnya.
Baca juga: Bentrok Massa di Bitung, Kapolri Minta Tak Ada Provokasi agar Kerukunan Terjaga
Budi Arie berharap masyarakat mulai mencari informasi dari sumber yang tepat dan kredibel. Selain itu, masyarakat diharapkan untuk merujuk informasi yang diberikan pemerintahan setempat.
"Jika ingin informasi yang tepat, bisa menghubungi otoritas pemerintahan daerah di sana, serta seluruh musyawarah pimpinan daerahnya," ujar Budi.
Senada dengan pernyataan Menkominfo, Wali Kota Bitung Maurits Mantiri meminta warganya untuk menjaga situasi dan kondisi yang saat ini sudah aman dan terkendali.
"Marilah bersama-sama kita mendukung upaya pemerintah di lapangan dengan tidak menyebarkan foto dan video yang dapat memprovokasi berbagai pihak," ujar dia.
Jika masyarakat menemukan adanya upaya provokasi, Maurits meminta untuk melaporkannya ke perwakilan pemerintah, atau TNI dan Polri terdekat.
Masyarakat juga diminta menghubungi pusat pengaduan di call center 112 jika menemukan provokasi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca juga: Pascabentrok Massa, Bitung Sulut Sudah Aman dan Kondusif
Adapun di media sosial beredar informasi bahwa bentrokan terjadi antara dua kelompok yang menyatakan dukungan terhadap Israel dan Palestina.
Sedangkan, dilansir dari Kompas.id, kronologi bentrokan bermula ketika kelompok massa yang menggelar acara budaya untuk memperingati ulang tahun salah satu organisasi kemasyarakatan berpawai keliling kota.
Kemudian, dalam pawai itu massa yang menggelar acara budaya bertemu kelompok yang menggelar aksi solidaritas untuk Palestina. Bentrokan diduga terjadi karena ada provokasi.
Menurut Tribunnews.com, kepolisian sudah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka, terkait bentrokan.
Ada tersangka yang dikenakan pasal penganiayaan, ada juga yang dijerat dengan pasal pembunuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.