KOMPAS.com - Salah satu tantangan yang dihadapi netizen Indonesia saat ini adalah berupaya menghindari penyebaran hoaks, terutama di media sosial.
Sebab, terkadang kita menjadi orang yang ikut menyebarkan misinformasi dan disinformasi, meskipun tidak disengaja.
Misalnya, saat mendapat kabar hoaks yang beredar di aplikasi pesan WhatsApp, bisa jadi kita ikut menyebarkannya ke grup. Padahal, kita berupaya menanyakan kebenaran kabar tersebut.
Menurut dosen psikologi Haris Herdiansyah, ada sejumlah karakter yang terbilang mudah terprovokasi hoaks.
Sebagian besar karakter memang terkait emosi. Hal ini sejalan dengan pembuat hoaks yang memang mengincari sisi emosional seseorang agar konten buatannya mudah tersebar.
Apa saja karakter orang yang mudah terprovokasi hoaks? Simak infografik di bawah ini agar kita bisa menghindari jadi karakter sebagai berikut: