Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etika Menggunakan AI, agar Tidak Menjadi Penyebar Konten Menyesatkan

Kompas.com - 10/05/2023, 08:34 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang keliru, rentan menggiring pada penyebaran informasi menyesatkan.

Kecanggihan AI memudahkan manusia mendapat informasi, menyajikan ilustrasi, suara, sampai video.

Belakangan, AI juga mampu mengolah konten tiruan menyerupai aslinya. Misalnya, deepfake atau pengubah suara menyerupai tokoh publik.

Kemajuan teknologi perlu dirayakan. Namun, ada catatan penting bagi pembuat konten dalam memanfaatkan AI.

Etika dalam menggunakan AI

Tak dapat dipungkiri, AI dapat disalahgunakan untuk memproduksi konten fabrikasi, manipulasi, sampai memecah belah kelompok tertentu.

Pengamat komunikasi digital Universitas Indonesia Firman Kurniawan mengatakan, etika memanfaatkan teknologi AI sama halnya dengan etika di dunia digital.

"Ketika itu berpengaruh terhadap pendapat orang atau mempunyai pengaruh yang serius, itu menjadi tidak beretika. Sama dengan berbohong," ujar Firman kepada Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

Dikutip dari C3.ai, etika dalam menggunakan AI tetap harus mengikuti nilai-nilai dasar, seperti menghargai hak individu, privasi, non-diskriminasi, dan non-manipulasi.

Meski sejauh ini etika dalam menggunakan AI belum bersinggungan dengan hukum, tetapi nilai dasar kemanusiaan tetap harus diterapkan.

Pentingnya disclaimer atau konteks

Firman tidak mempermasalahkan konten yang bersifat hiburan atau edukasi.

Kendati demikian, masyarakat juga berhak diberi ruang untuk tahu bahwa apa yang mereka lihat merupakan hasil rekayasa.

Maka menurut Firman, penting untuk memberikan keterangan atau konteks pada sebuah konten.

"Perlu disclaimer, bahwa ini uji coba teknologi misalnya. Atau keterangan, dibuat menggunakan AI dan bukan merupakan pendapat orang yang ditiru," terangnya.

Bahkan meski ada keterangan pun, masih ada celah tersebarnya misinformasi melalui sebaran konteks yang tidak utuh.

"Walaupun ada disclaimer, tidak semua orang menangkapnya secara utuh. Ada bagian tertentu yang terpotong, bisa salah paham," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com