KOMPAS.com - Suara Presiden Joko Widodo menyanyikan lagu "Asmalibrasi" beredar di media sosial.
Konten tersebut merupakan hasil rekayasa menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Kehadiran AI yang dapat meniru suara tokoh publik memunculkan kekhawatiran di ranah digital masa depan.
Baca juga: Ramai soal Video Suara Jokowi Nyanyi Lagu Asmalibrasi, Pakar Ingatkan Bahaya AI di Tahun Politik
Tidak tertutup kemungkinan, AI dapat disalahgunakan untuk menyesatkan informasi. Apakah suara yang kita dengar asli atau hasil rekayasa?
Kendati demikian, kloning dan pengubah suara dengan AI bukan tanpa cela. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi rekayasa suara.
Terdapat situs web yang menyediakan pendeteksi suara AI, yakni Aivoicedetector.com.
Cara kerjanya cukup sederhana. Pengguna hanya perlu memasukkan berkas suara yang ingin dideteksi berdurasi kurang dari 25 detik.
Untuk menampilkan hasil yang lebih akurat, diusahakan menggunakan berkas suara yang telah dihapus latar musik dan noise atau derau.
Sayangnya, platform tersebut menarik biaya berlangganan sebesar 9,8 dollar AS per bulan atau sekitar Rp 144.000 (kurs Rp 14.719,55).
Layanan pengubah suara seperti Murf, Resemble, dan Speechify semakin populer.
Teknologi kloning suara itu dapat dimanfaatkan penipu, misalnya, untuk berpura-pura menjadi teman dekat.
Dilansir Time, Komisi Perdagangan Federal Amerika merekomendasikan, bila mendapat telepon mencurigakan dari kenalan, maka hubungi kembali orang yang bersangkutan ke nomor yang biasa mereka gunakan.
Konfirmasi ulang ke nomor teman dan orang terdekat dapat mencegah penipuan lebih lanjut.
Baca juga: Pionir Teknologi AI Keluar dari Google, Ingatkan Bahaya di Masa Depan
Jika penelepon meminta uang melalui saluran yang sulit dilacak, seperti uang digital, mata uang kripto, atau kartu hadiah, maka itu bisa menjadi tanda penipuan.
Pakar keamanan merekomendasikan untuk membuat kata aman atau kode bersama orang terdekat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan darurat sesungguhnya dan untuk membedakan penipuan.