KOMPAS.com - Enam tahun lalu, tepatnya pada 3 Maret 2017, Nintendo resmi meluncurkan konsol hibrid yang diberi nama Switch.
Konsol ini terdiri dari tablet dan dua kontroler (disebut Joy-Con). Switch juga disertai sebuah dock, yang berfungsi menghubungkan konsol dengan televisi atau monitor.
Selain dimainkan di depan TV seperti layaknya konsol rumahan, Switch juga dapat digunakan untuk bermain gim di mana saja dan kapan saja, seperti sebuah konsol genggam.
Baca juga: 24 Februari 1987, Edisi Pertama Nawala Nintendo Fun Club Terbit
Fleksibilitas itu membuat Switch lebih unik dibanding kompetitornya. Dukungan gim-gim eksklusif Nintendo, seperti Mario dan Zelda, turut menambah daya tarik konsol tersebut.
Tak ayal, Switch menjadi titik balik bagi Nintendo yang sebelumnya sempat terpuruk karena kegagalan Wii U. Per 31 Desember 2022, Switch telah terjual lebih dari 122 juta unit.
Angka tersebut menempatkan Switch di peringkat ketiga konsol terlaris sepanjang masa, berada di bawah Nintendo DS (154 juta unit) dan Sony PlayStation 2 atau PS2 (155 juta unit).
Dilansir History Computer, konsep Switch mulai dikerjakan Nintendo pada 2012. Tiga tahun kemudian, pada 17 Maret 2015, Nintendo mengumumkan bahwa mereka tengah mengerjakan konsol baru yang kelak menjadi Switch.
Proyek ini diberi nama sandi "NX". Yoshiaki Koizumi, wakil manajer umum Divisi Perencanaan dan Pengembangan Hiburan di Nintendo, ditunjuk mengawasi pembuatan konsol tersebut.
Wujud konsol tersebut beserta fitur-fiturnya diperkenalkan ke publik untuk pertama kalinya pada Oktober 2016 dengan nama resmi "Switch".
Dilansir Siliconera, Nintendo menjelaskan, nama "Switch" tidak hanya merujuk pada fleksibilitas konsol, namun sekaligus mengubah cara orang menikmati media hiburan.
"Ini (Switch) memungkinkan orang bermain konsol rumahan tidak hanya di depan TV, tetapi di ruangan tanpa TV, atau bahkan di luar ruangan sekalipun. Dan karena kontroler-nya dapat dilepas, ini menawarkan pengalaman bermain yang berbeda."
Menurut Forbes, setidaknya ada tiga faktor kesuksesan Switch, yaitu dari segi hardware-nya, keberadaan gim eksklusif Nintendo, dan dukungan pengembang gim third-party.
Dari segi hardware, Switch memang tidak mampu bersaing dengan Sony PlayStation atau Microsoft Xbox. Namun, Switch memiliki fleksibilitas yang tidak ada pada kompetitornya.
Selanjutnya adalah aset terbesar Nintendo, yaitu intellectual property (IP) mereka yang sangat populer dan memiliki basis penggemar besar. Misalnya, Mario, Zelda, dan Pokemon.
Tak kalah penting, Nintendo berhasil memastikan Switch mendapatkan dukungan pengembang gim third-party, seperti EA, Ubisoft, dan Bethesda.
Baca juga: Resmi, Microsoft Pastikan Call of Duty Bakal Masuk Nintendo